Rajin Sholat Malam, Rajin Puasa Sunnah, Rajin Berinfak Tapi Masuk Neraka


Gambar ilustrasi dilansir dari tribunnews.com

Tahukah kau siapa orang yang tersebut?

Meski amal ibadahnya banyak, bukannya masuk surga, malah masuk neraka. Mudah-mudahan kita terhindar dari hal menyerupai itu.

Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu berkata, pernah ditanyakan kepada Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam
“Wahai Rosulullah, bergotong-royong si Fulanah suka sholat malam, puasa di siang hari, mengerjakan (berbagai kebaikan) dan bersedekah, hanyasaja ia suka mengganggu para tetangganya dengan lisannya?”. Bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Tiada kebaikan padanya, ia termasuk penghuni neraka”. [HR al-Bukhoriy di dalam al-Adab al-Mufrod: 119, Ahmad: II/ 440].

Walaupun ia sangat semangat untuk melakukan sholat malam dan memperbanyak puasa sunnah serta banyak bersedekah, namun semua itu sia-sia, pahalanya terhapus serta iapun berhak masuk neraka.

Na'udzubillahimindzalik.

Bahaya lisan

Kita lihat banyak orang yang senang berbicara tapi tidak kurang terampil menjaga kemuliaan dengan kata-katanya. Banyak orang gemar berkata-kata tanpa dapat menjaga diri, padahal kata-kata yang terucap dari verbal seseorang harus selalu dapat dipertanggung-jawabkan.

Secara kasat mata, pengecap hanyalah bab kecil dari organ badan manusia. Ia lentur, tidak bertulang.

Namun, di balik sifat kelenturannya ini, tersimpan kedahsyatan yang dapat mengantarkan insan ke pintu kebahagiaan, sekaligus dapat menjerumuskannya ke dalam kehinaan hidup di dunia dan akhirat.

BACA JUGA: Jangan Sampai Menusuk Saudaramu Dari Belakang Dengan Membiarkannya Tak Membayar Hutang

Lisan seseorang ialah cerminan dari baik dan jelek dan cerminan kualitas doktrin seseorang.

Nabi Saw. bersabda,

“Tidak akan lurus doktrin seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tidak akan lurus hatinya, sehingga lurus lisannya. Dan seseorang tidak akan masuk nirwana apabila tetangganya tidak merasa kondusif dari kejahatan lisannya.” (HR Ahmad).

Berhati-hatilah dalam memakai lisan ini!

Menggerakkannya memang mudah, tidak perlu menghabiskan tenaga yang besar, tidak butuh biaya mahal, tapi peristiwa dapat tiba kepada kita hanya alasannya ialah kata yang terucap oleh lisan.

Berbicara itu baik, tapi membisu jauh lebih bermutu. Dan ada yang lebih jago dari diam, yaitu berkata benar.

Demikian, Wallahu A'lam
Sumber http://www.wajibbaca.com
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: