Makna Dari Istiqomah Adalah? Simak Klarifikasi Istiqomah Beserta Keutamaannya Berikut


Gambar istiqomah via slideshare.net

Istiqomah adalah? Sering kita mendengarkan kalimat istiqomah dalam setiap menjalankan suatu kegiatan, khususnya dalam melaksanakan ibadah. Arikel ini akan membahas wacana istiqomah dan keutamaan istiqomah.

Masih banyak orang bertanya-tanya apa arti dari kata istiqomah. Kata istiqomah sering di dengar pada sebuah acara keagamaan. Istiqomah dalam islam berarti terus menjalankan kewajiban dan menjauhi larangan Allah SWT serta tetap berada pada jalan yang lurus.

Di antara nikmat yang paling besar ialah nikmat doktrin dan islam. Demikian juga nikmat istiqomah di atas iman. Hal ini ditunjukkan oleh hadits di bawah ini, mari kita simak dalam artikel ini.

Yang dimaksud istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini meliputi pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya.

Mungkin diantara kita pernah atau bahkan sering mendengar kata istiqomah dalam suatu kegiatan, biasanya pada acara yang menjalankan ibadah Allah SWT.

Atau pas kita habis melaksanakan sesuatu, sobat kita bilang "yah, asal istiqomah aja sih" dengan maksud ia menginginkan kita untuk bisa selalu bersyukur dan taat atas segala perintah Allah.

Istiqomah adalah perilaku hidup yang harus ditempuh seorang Muslim dalam menjalani kehidupan ini. Ia berjalan lurus ke depan meraih keridhaan dan tidak akan menengok lagi kebelakang, semoga terus bisa berjalan di jalan yang benar dengan ikhlas.


Istiqomah via tsiqqifasyiqulloh.blogspot.com

Sesunguhnya nikmat Allâh Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya tidak terbatas. Di antara nikmat yang paling besar ialah nikmat doktrin dan islam. Demikian juga nikmat istiqomah di atas iman. Hal ini ditunjukkan oleh hadits di bawah ini:

عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الثَّقَفِيِّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قُلْ لِي فِي الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ قَالَ قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ

Dari Sufyan bin Abdullâh ats-Tsaqafi, ia berkata: Aku berkata, “Wahai Rasûlullâh, katakan kepadaku di dalam Islam satu perkataan yang saya tidak akan bertanya kepada seorangpun sehabis Anda!” Beliau menjawab: “Katakanlah, ‘aku beriman’, kemudian istiqomahlah”. [HR Muslim, Ahmad Tirmidzi, Ibnu Majah].

MAKNA ISTIQOMAH

Imam Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah (wafat tahun 795 H) berkata menjelaskan makna istiqomah dan kedudukan hadits ini dengan mengatakan: “Istiqomah adalah meniti jalan yang lurus, yaitu agama yang lurus, dengan tanpa membelok ke kanan atau ke kiri. Dan istiqomah meliputi melaksanakan semua ketaatan yang lahir dan yang batin dan meninggalkan semua masalah yang dilarang. Maka wasiat ini meliputi seluruh pemikiran agama”.[Jami’ul-‘Ulum wal-Hikam, juz 1, hlm. 510, karya Imam Ibnu Rojab, dengan penelitian Syu’aib al-Arnauth dan Ibrâhim Bajis, Penerbit ar-Risalah, Cet. 5, th. 1414 H/ 1994 M]

Dari klarifikasi di atas maka diketahui bahwa ukuran istiqomah adalah agama yang lurus ini. Yaitu melaksanakan ketaatan sebagaimana diperintahkan dengan tanpa melewati batas, tanpa mengikuti hawa-nafsu, walaupun orang menganggapnya sebagai perilaku berlebihan atau mengurangi. Allah Ta’ala berfirman:

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Maka istiqomahlah (tetaplah kau pada jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kau dan janganlah kau melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kau kerjakan. [Hud].

Allah Ta’ala juga berfirman:

فَلِذَٰلِكَ فَادْعُ ۖ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ ۖ وَقُلْ آمَنْتُ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنْ كِتَابٍ ۖ وَأُمِرْتُ لِأَعْدِلَ بَيْنَكُمُ ۖ اللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ ۖ لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ ۖ لَا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ ۖ اللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا ۖ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ

Maka lantaran itu serulah (mereka kepada agama ini) dan istiqomahlah (tetaplah dalam agama dan lanjutkanlah berdakwah) sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka. Dan katakanlah: “Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allâh dan saya diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allâh-lah dewa kami dan dewa kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kau amal-amal kamu, tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allâh akan mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah daerah kembali (kita)”. [Syura].


Istiqomah dalam hati via slideshare.net

ISTIQOMAH HATI DAN ANGGOTA BADAN

Imam Ibnu Rajab al-Hambali berkata: Pokok istiqomah ialah istiqomah hati di atas tauhid, sebagaimana klarifikasi Abu Bakar ash-Shiddiq dan lainnya terhadap firman Allah:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah (meneguhkan pendirian mereka”. [al-Ahqaf].

(Yaitu) bahwa mereka tidak berpaling kepada selain-Nya.

Ketika hati telah istiqomah di atas ma’rifah (pengetahuan) terhadap Allâh, khasyah (takut) kepada Allâh, mengagungkan Allâh, menghormati-Nya, mencintai-Nya, menghendaki-Nya, berharap kepada-Nya, berdoa kepada-Nya, tawakal kepada-Nya, dan berpaling dari selain-Nya; maka semua anggota tubuh juga istiqomah di atas ketaatan kepada-Nya. Karena hati merupaka raja semua anggota badan, dan semua anggota tubuh merupakan tentara hati. Maka bila raja istiqomah, tentara dan rakyatnya juga istiqomah.

Demikian juga firman Allâh:

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah -Rum/30 ayat 30- ditafsirkan dengan memurnikan niat dan kehendak bagi Allâh semata, tanpa sekutu bagi-Nya.

Setelah hati, maka masalah terbesar yang juga dijaga isitqomahnya ialah lisan, lantaran ia merupakan penterjemah hati dan pengungkap (isi) hati. Oleh lantaran itulah sehabis Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan istiqomah, ia mewasiatkan untuk menjaga lisan.

Di dalam Musnad Imam Ahmad dari Anas bin Malik , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , ia bersabda:

لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ وَلَا يَدْخُلُ رَجُلٌ الْجَنَّةَ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

Iman seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga hatinya istiqomah. Dan hati seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga lisannya istiqomah. Dan orang yang tetangganya tidak kondusif dari kejahatan-kejahatannya, tidak akan masuk surga. [HR Ahmad, dihasankan oleh Syaikh Salim al-Hilali dalam Bahjatun-Nazhirin].

Disebutkan dalam Tirmidzi (no. 2407) dari Abu Sa’id al-Khudri secara marfuu’ dan mauquf:

إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الْأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنْ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا

Jika anak Adam memasuki pagi hari sesungguhnya semua anggota badannya berkata merendah kepada lisan: “Takwalah kepada Allâh di dalam menjaga hak-hak kami, sesungguhnya kami ini tergantung kepadamu. Jika engkau istiqomah, maka kami juga istiqomah, bila engkau menyimpang (dari jalan petunjuk), kami juga menyimpang. [HR Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Salim al-Hilali dalam Bahjatun-Nazhirin ].[Jâmi’ul-‘Ulûm wal-Hikam, juz 1, hlm. 510, karya Imam Ibnu Rojab, dengan penelitian Syu’aib al-Arnauth dan Ibrâhim Bajis, Penerbit ar-Risalah, Cet. 5, th. 1414 H/ 1994 M]


Doa istiqomah via 31.ayobai.org

KEUTAMAAN ISTIQOMAH

Istiqomah tidaklah mudah. Namun seorang hamba akan mendapat semangat di dalam istiqomah dengan mengetahui keutamaannya. Allâh Ta’ala berfirman memberitakan keutamaan besar yang akan diraih oleh orang-orang yang istiqomah:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allâh” kemudian mereka istiqomah (meneguhkan pendirian mereka), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kau takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah dengan jannah yang telah dijanjikan Allâh kepadamu”. [Fush-shilat].

Di dalam ayat yang lain Allâh Ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿١٣﴾ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allâh”, kemudian mereka tetap istiqomah (teguh pendirian dalam tauhid dan tetap berinfak yang shalih) maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka awet di dalamnya; sebagai jawaban atas apa yang telah mereka kerjakan. [al-Ahqâf /46:13-14].

ISTIGHFAR MELENGKAPI ISTIQOMAH

Manusia niscaya mempunyai kekurangan. Manusia tidak akan bisa melaksanakan agama ini secara menyeluruh dengan sempurna. Oleh lantaran itulah Allâh Ta’ala memerintahkan istighfar sehabis memerintahkan istiqomah. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ ۗ وَوَيْلٌ لِلْمُشْرِكِينَ

Katakanlah: “Bahwasanya saya hanyalah seorang insan ibarat kamu, diwahyukan kepadaku sebetulnya Tuhan kau ialah Tuhan yang Maha Esa, maka istiqomahlah (tetaplah pada jalan yang lurus) menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya. [Fush-shilat].

Iman Ibnu Rajab berkata: “Di dalam firman Allâh ‘maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya’, merupakan aba-aba bahwa niscaya terjadi kekuarangan di dalam (menjalankan) istiqomah yang diperintahkan, maka diperbaiki dengan istighfar yang mengharuskan taubat dan ruju’ menuju istiqomah”.[Jami’ul-‘Ulum wal-Hikam, 1/510]


Motivasi istiqomah via ceramahmotivasi.com

SEBAB-SEBAB ISTIQOMAH

Sesungguhnya sebab-sebab istiqomah sangat banyak. Diantara sebab-sebab terpenting yang menimbulkan seseorang istiqomah di jalan Allâh Ta’ala ialah sebagai berikut:
1. Merenungkan al-Qur`ân.
2. Mengamalkan agama Allâh.
3. Doa.
4. Dzikir.
5. Pembinaan iman.
6. Meneladani Salafush-Shâlih dan ulama yang istiqomah.
7. Mencintai Allâh dan Rasul-Nya melebihi yang lainnya.
8. Mencintai dan membenci sesuatu lantaran Allâh.
9. Saling berwasiat dengan al-haq, kesabaran, dan kasih-sayang.
10. Meyakini masa depan bagi agama Islam.

Itulah klarifikasi wacana istiqomah, kini kita sudah tahu makna serta keutamaan dari istiqomah. Disini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa istiqomah adalah berjalan dijalan Allah dengan niat yang nrimo dan mentaati semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya.

Demikian informasi dari kami, semoga artikel ini bisa bermanfaat dan bisa menambah wawasan Anda yang sudah membaca artikel ini.
Sumber http://www.wajibbaca.com
Buat lebih berguna, kongsi:
close