
Gambar ilustrasi dilansir dari Dictio Community
Ada satu hal yang sering diremehkan...
Dengan rasa sungkan bahkan kasian lalu tak mau menagih hutang.
Padahal kesannya sungguh mengerikan.
Dari Abu Qotaadah radhiallahu ‘anhu :
…فَقَامَ رَجُلٌ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَرَأَيْتَ إِنْ قُتِلْتُ فِي سَبِيلِ اللهِ، تُكَفَّرُ عَنِّي خَطَايَايَ؟ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «نَعَمْ، إِنْ قُتِلْتَ فِي سَبِيلِ اللهِ، وَأَنْتَ صَابِرٌ مُحْتَسِبٌ، مُقْبِلٌ غَيْرُ مُدْبِرٍ»، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كَيْفَ قُلْتَ؟» قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ قُتِلْتُ فِي سَبِيلِ اللهِ أَتُكَفَّرُ عَنِّي خَطَايَايَ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «نَعَمْ، وَأَنْتَ صَابِرٌ مُحْتَسِبٌ، مُقْبِلٌ غَيْرُ مُدْبِرٍ، إِلَّا الدَّيْنَ، فَإِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَامُ قَالَ لِي ذَلِكَ»
“…Lalu ada seorang lelaki bangun dan berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana kalau saya terbunuh di jalan Allah, apakah dosa-dosaku akan tertebuskan?”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Iya, kalau engkau meninggal berjihad di jalan Allah dan engkau dalam kondisi bersabar dan berharap, maju dan tidak mundur”.
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Bagaimana yang kau katakan?”. Lelaki itu berkata, “Bagaimana, kalau saya terbunuh di jalan Allah, apakah dosa-dosa tertebuskan?”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Iya, dan engkau dalam kondisi bersabar dan berharap, maju dan tidak mundur, Kecuali Hutang, sesungguhnya Jibril menyampaikan hal itu kepadaku” (HR Muslim no 1885)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda
الْقَتْلُ فِي سَبِيلِ اللهِ يُكَفِّرُ كُلَّ شَيْءٍ، إِلَّا الدَّيْنَ
“Terbunuh di jalan Allah menghapuskan seluruhnya kecuali hutang“ (HR Muslim no 1886)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata :
وَأَمَّا قَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا الدَّيْنَ فَفِيهِ تَنْبِيهٌ عَلَى جَمِيعِ حُقُوقِ الْآدَمِيِّينَ وَأَنَّ الْجِهَادَ وَالشَّهَادَةَ وَغَيْرَهُمَا مِنْ أَعْمَالِ الْبِرِّ لَا يُكَفِّرُ حُقُوقَ الْآدَمِيِّينَ وَإِنَّمَا يُكَفِّرُ حُقُوقَ اللَّهُ تَعَالَى
“Adapun sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (Kecuali Hutang) maka sebagai peringatan atas seluruh hak-hak orang lain, dan bahu-membahu jihad dan mati syahid serta amalan kebajikan yang lain tidaklah menebus hak-hak orang lain, hanyalah menebus hak-hak Allah ta’aala” (Al-Minhaaj Syarh Shahih Muslim 13/29)
Jika amalan yang sangat andal menyerupai jihad ternyata tidak bisa menggugurkan dosa tidak membayar hutang, maka bagaimana lagi dengan amalan-amalan yang rendah dibawah jihad?
Hal ini mengingatkan kepada kita bahwa jangan pernah meremehkan amanah dan hutang.
Jika kita membiarkan beliau berhutang hingga meninggal dunia maka ini tentu akan memberi kemudorotan kepadanya di alam abadi kelak.
Ingatlah, kalau hutang tidak dibayar di dunia maka akan dibayar di alam abadi dengan pahala, padahal pada hari tersebut setiap kita sangat butuh dengan pahala untuk memperberat timbangan kebaikan kita. Hari alam abadi tidak ada dinar dan tidak ada dirham untuk membayar hutang kita.
Adapun terhadap orang yang mengalami kesulitan atau tidak mempunyai kemampuan membayar utangnya.
Maka Allah swt menganjurkan kepadanya untuk menawarkan kesempatan kepadanya hingga waktu kesanggupannya membayar meskipun kalau ia mensedekahkan piutangnya itu maka itu lebih baik, sebagaimana firman Allah swt,
وَإِن كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ وَأَن تَصَدَّقُواْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿٢٨٠﴾
”Dan kalau (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh hingga Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, kalau kau mengetahui.” (QS. Al Baqoroh : 280)
BACA JUGA: Nauzubillahminzalik, Bahkan Rasulullah Enggan Menyalatkan Jenazah Orang Meninggal Dalam Keadaan Ini
Jika seseorang telah berusaha untuk membayar hutang namun ia tetap saja tidak mampu, maka semoga ia diampuni oleh Allah.
Al-Qurthubi rahimahullah berkata:
لكن هذا كله إذا امتنع من أداء الحقوق مع تمكنه منه، وأما إذا لم يجد للخروج من ذلك سبيلاً فالمرجو من كرم الله تعالى إذا صدق في قصده وصحت توبته أن يرضي عنه خصومه
“Akan tetapi hal ini (tidak ada ampunan bagi yang berhutang-pen) seluruhnya kalau orang yang berhutang tidak mau menunaikan hak orang lain padahal ia mampu. Adapun orang yang tidak mempunyai kemampuan untuk membayar hutang, maka dibutuhkan dari karunia dan kedermawanan Allah, kalau ia jujur dalam tujuannya (untuk membayar hutang-pen) dan taubatnya telah benar maka Allah akan menimbulkan musuhnya (yang menawarkan piutang) akan ridho kepadanya” (Dalil Al-Faalihin 2/540)
Demikian, Wallahu A'lam
Sumber http://www.wajibbaca.com
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda
الْقَتْلُ فِي سَبِيلِ اللهِ يُكَفِّرُ كُلَّ شَيْءٍ، إِلَّا الدَّيْنَ
“Terbunuh di jalan Allah menghapuskan seluruhnya kecuali hutang“ (HR Muslim no 1886)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata :
وَأَمَّا قَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا الدَّيْنَ فَفِيهِ تَنْبِيهٌ عَلَى جَمِيعِ حُقُوقِ الْآدَمِيِّينَ وَأَنَّ الْجِهَادَ وَالشَّهَادَةَ وَغَيْرَهُمَا مِنْ أَعْمَالِ الْبِرِّ لَا يُكَفِّرُ حُقُوقَ الْآدَمِيِّينَ وَإِنَّمَا يُكَفِّرُ حُقُوقَ اللَّهُ تَعَالَى
“Adapun sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (Kecuali Hutang) maka sebagai peringatan atas seluruh hak-hak orang lain, dan bahu-membahu jihad dan mati syahid serta amalan kebajikan yang lain tidaklah menebus hak-hak orang lain, hanyalah menebus hak-hak Allah ta’aala” (Al-Minhaaj Syarh Shahih Muslim 13/29)
Jika amalan yang sangat andal menyerupai jihad ternyata tidak bisa menggugurkan dosa tidak membayar hutang, maka bagaimana lagi dengan amalan-amalan yang rendah dibawah jihad?
Hal ini mengingatkan kepada kita bahwa jangan pernah meremehkan amanah dan hutang.
Jangan pernah aib untuk menagih hutang.
Justru kalau kita sayang kepada orang yang berhutang maka hendaknya kita menagih hutang tersebut darinya.Jika kita membiarkan beliau berhutang hingga meninggal dunia maka ini tentu akan memberi kemudorotan kepadanya di alam abadi kelak.
Ingatlah, kalau hutang tidak dibayar di dunia maka akan dibayar di alam abadi dengan pahala, padahal pada hari tersebut setiap kita sangat butuh dengan pahala untuk memperberat timbangan kebaikan kita. Hari alam abadi tidak ada dinar dan tidak ada dirham untuk membayar hutang kita.
Adapun terhadap orang yang mengalami kesulitan atau tidak mempunyai kemampuan membayar utangnya.
Maka Allah swt menganjurkan kepadanya untuk menawarkan kesempatan kepadanya hingga waktu kesanggupannya membayar meskipun kalau ia mensedekahkan piutangnya itu maka itu lebih baik, sebagaimana firman Allah swt,
وَإِن كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ وَأَن تَصَدَّقُواْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿٢٨٠﴾
”Dan kalau (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh hingga Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, kalau kau mengetahui.” (QS. Al Baqoroh : 280)
BACA JUGA: Nauzubillahminzalik, Bahkan Rasulullah Enggan Menyalatkan Jenazah Orang Meninggal Dalam Keadaan Ini
Jika seseorang telah berusaha untuk membayar hutang namun ia tetap saja tidak mampu, maka semoga ia diampuni oleh Allah.
Al-Qurthubi rahimahullah berkata:
لكن هذا كله إذا امتنع من أداء الحقوق مع تمكنه منه، وأما إذا لم يجد للخروج من ذلك سبيلاً فالمرجو من كرم الله تعالى إذا صدق في قصده وصحت توبته أن يرضي عنه خصومه
“Akan tetapi hal ini (tidak ada ampunan bagi yang berhutang-pen) seluruhnya kalau orang yang berhutang tidak mau menunaikan hak orang lain padahal ia mampu. Adapun orang yang tidak mempunyai kemampuan untuk membayar hutang, maka dibutuhkan dari karunia dan kedermawanan Allah, kalau ia jujur dalam tujuannya (untuk membayar hutang-pen) dan taubatnya telah benar maka Allah akan menimbulkan musuhnya (yang menawarkan piutang) akan ridho kepadanya” (Dalil Al-Faalihin 2/540)
Demikian, Wallahu A'lam
Sumber http://www.wajibbaca.com
Buat lebih berguna, kongsi: