
Gamdilansir dari baznaskaranganyar.com
Adakah sedekah yang sia-sia?
Jawabannya ada.
Sedekah akan menjadi sia-sia saat si pelaku sedekah melaksanakan 4 hal ini, simak penjelasannya.
Agama Islam menganjurkan para penganutnya untuk berlomba-lomba bersedekah dan membelanjakan harta untuk amal-amal sosial.
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik pria maupun wanita dan meminjamkan kepada Allah dengan pertolongan yang baik, pasti akan dilipatgandakan (pahalanya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak“. (QS. Al-Hadid: 18)
Nabi SAW bersabda:
“Sedekah itu sanggup menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api“.(HR. At-Tirmidzi).
Namun kita perlu waspadai, jangan hingga pahala dari bersedekah kita menjadi sia-sia. Apa saja yang menciptakan pahala besedekah menjadi sia-sia?
Mari kita simak klarifikasi berikut ini:
1. Tidak tulus atau Riya’. Riya’ yakni menampakkan amalnya kepada orang lain biar menerima puijan.1. Bersedekah haruslah dengan keikhlasan.
Mungkin bagi sebagian orang perasaan Riya’ kerap kali muncul saat pertama kali melakukan. Tapi bila menunggu orang berzakat atau bersedekah harus dengan hati ikhlas.
Maka mungkin hanya sedikit atau bahkan tidak akan ada orang yang melaksanakan amal, sehingga bersedekah meski tidak tulus diangggap tidak apa-apa.
Namun sangat disayangkan bila seseorang berzakat dengan Riya’ atau dengan tidak tulus alasannya yakni tidak akan menerima keberkahan dari Allah swt.
Jika seseorang riya’ dalam amalan sedekahnya maka akan menghapus pahala sedekah tersebut.
Bahkan perbutan riya’ tidah hanya dalam problem sedekah saja. Riya’ sanggup terjadi pada setiap amal dan menghapus pahala amal tersebut.
2. Mengungkit dan menyakiti hati penerima.
Terkadang juga secara tidak sadar mengungkit apa yang pernah dilakukan terdahulu sehingga hal tersebut juga secara tidak eksklusif menyakiti hati penerima.
Seperti contohnya perkataan “Tidak tahu diuntung. Dulu sewaktu susah siapa yang membantu?” dan masih bnyak perkataan lainnya yang sanggup menyakitkan hati.
Coba mari renungkan bila pernah berkata menyerupai kalimat tersebut.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)… ” (QS. al-Baqarah: 264).
Ternyata, seseorang tidak mendapatkan pahala sedekah akhir melaksanakan dua kesalahan yakni mengungkit-ungkit sedekah dan menyakiti penerimanya.
3. Bersifat ujub.
Atau biasa kita ketahui dengan sifat yang sangat bahagia mengagumi diri sendiri dan senantiasa membanggakan dirinya sendiri. Sifat ini tercela dan harus dihindari oleh insan alasannya yakni sanggup menciptakan orang menjadi sombong dan riya.
Dalam suatu hadits Rasulullah SAW bersabda bahwa seseorang yang merasa gembira dan menceritakan perbuatan baiknya pada orang lain maka pahala atas perbuatan baiknya tersebut akan dihapuskan.
Sebaiknya bila seseorang berbuat baik maka sebaiknya tidak diceritakan dan hanya ia serta Allah saja yang tahu.
“Tiga hal yang membinasakan : Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. Thabrani).
BACA JUGA: Jangan Menceritakan "ini" Kepada Siapapun Bahkan Sampai Mati Sekalipun
4. Menggunakan uang haram.
Hal ini diumpamakan menyerupai mencuci baju memakai urine.
Memang, apa yang dikerjakan itu terlihat sangat baik alasannya yakni sanggup membantu sesama. Namun, tindakan yang dianggap baik ini justru sanggup memasukan kita ke dalam neraka.
Dari Ibnu Mas’ud ra dia terima dari Nabi SAW bersabda:
“Seorang hamba memperoleh harta haram kemudian menginfakkannya seperti diberkahi dan menyedekahkannya semua hartanya seperti diterima melainkan usahanya itu makin mendorongnya masuk ke neraka, sebenarnya Allah tidak akan menghapuskan keburukan dengan keburukan, akan tetapi menghapuskan keburukan dengan kebaikan; sebenarnya kenistaan tidak akan menghapuskan kenistaan” (Musnad Ahmad 1/387).
Jelas Allah SWT yakni Maha Suci dan tidak mendapatkan kecuali yang suci. Juga dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah diterima shalat tanpa bersuci, tidak pula sedekah dari ghulul (harta haram)” (HR. Muslim no. 224).
Ghulul yang dimaksud di sini yakni harta yang berkaitan dengan hak orang lain menyerupai harta curian.
Semoga kita terhindar dari perbuatan sia-sia tersebut. Aamiin.
Sumber http://www.wajibbaca.com
Maka mungkin hanya sedikit atau bahkan tidak akan ada orang yang melaksanakan amal, sehingga bersedekah meski tidak tulus diangggap tidak apa-apa.
Namun sangat disayangkan bila seseorang berzakat dengan Riya’ atau dengan tidak tulus alasannya yakni tidak akan menerima keberkahan dari Allah swt.
Jika seseorang riya’ dalam amalan sedekahnya maka akan menghapus pahala sedekah tersebut.
Bahkan perbutan riya’ tidah hanya dalam problem sedekah saja. Riya’ sanggup terjadi pada setiap amal dan menghapus pahala amal tersebut.
2. Mengungkit dan menyakiti hati penerima.
Terkadang juga secara tidak sadar mengungkit apa yang pernah dilakukan terdahulu sehingga hal tersebut juga secara tidak eksklusif menyakiti hati penerima.
Seperti contohnya perkataan “Tidak tahu diuntung. Dulu sewaktu susah siapa yang membantu?” dan masih bnyak perkataan lainnya yang sanggup menyakitkan hati.
Coba mari renungkan bila pernah berkata menyerupai kalimat tersebut.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)… ” (QS. al-Baqarah: 264).
Ternyata, seseorang tidak mendapatkan pahala sedekah akhir melaksanakan dua kesalahan yakni mengungkit-ungkit sedekah dan menyakiti penerimanya.
3. Bersifat ujub.
Atau biasa kita ketahui dengan sifat yang sangat bahagia mengagumi diri sendiri dan senantiasa membanggakan dirinya sendiri. Sifat ini tercela dan harus dihindari oleh insan alasannya yakni sanggup menciptakan orang menjadi sombong dan riya.
Dalam suatu hadits Rasulullah SAW bersabda bahwa seseorang yang merasa gembira dan menceritakan perbuatan baiknya pada orang lain maka pahala atas perbuatan baiknya tersebut akan dihapuskan.
Sebaiknya bila seseorang berbuat baik maka sebaiknya tidak diceritakan dan hanya ia serta Allah saja yang tahu.
“Tiga hal yang membinasakan : Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. Thabrani).
BACA JUGA: Jangan Menceritakan "ini" Kepada Siapapun Bahkan Sampai Mati Sekalipun
4. Menggunakan uang haram.
Hal ini diumpamakan menyerupai mencuci baju memakai urine.
Memang, apa yang dikerjakan itu terlihat sangat baik alasannya yakni sanggup membantu sesama. Namun, tindakan yang dianggap baik ini justru sanggup memasukan kita ke dalam neraka.
Dari Ibnu Mas’ud ra dia terima dari Nabi SAW bersabda:
“Seorang hamba memperoleh harta haram kemudian menginfakkannya seperti diberkahi dan menyedekahkannya semua hartanya seperti diterima melainkan usahanya itu makin mendorongnya masuk ke neraka, sebenarnya Allah tidak akan menghapuskan keburukan dengan keburukan, akan tetapi menghapuskan keburukan dengan kebaikan; sebenarnya kenistaan tidak akan menghapuskan kenistaan” (Musnad Ahmad 1/387).
Jelas Allah SWT yakni Maha Suci dan tidak mendapatkan kecuali yang suci. Juga dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah diterima shalat tanpa bersuci, tidak pula sedekah dari ghulul (harta haram)” (HR. Muslim no. 224).
Ghulul yang dimaksud di sini yakni harta yang berkaitan dengan hak orang lain menyerupai harta curian.
Semoga kita terhindar dari perbuatan sia-sia tersebut. Aamiin.
Sumber http://www.wajibbaca.com
Buat lebih berguna, kongsi: