
Gambar ilustrasi menjelang pernikahan dilansir darimerdeka.com
Bukan mandi kembang, atau ritual-ritual asing lainnya...
Lakukanlah amalan-amalan ini semoga diberi fasilitas dan kelancaran pernikahan oleh Allah SWT.
Jika selama ini yang kita kenal di masyarakat ada istilah tirakat, mandi kembang, poso mutih, dst., hanyalah tradisi yang kemungkinan besar merupakan warisan budaya yang tidak terang asal-usulnya.
Terlebih semua ritual ini biasanya tidak lepas dari keyakinan dan mitos.
Sudah selayaknya bagi Anda seorang muslim yang beriman kepada Allah, semoga anda menghindarinya sejauh-jauhnya. Dan menggantikannya dengan hal yang diperbolehkan oleh agama.
Beberapa hal syar'i ini dapat kalian lakukan sebagai persiapan untuk melangkah ke jenjang pernikahan;
Pertama, tanamkan niat yang baik saat menikah.
Nilai amal seorang mukmin, salah satunya ditentukan dari kualitas niatnya. Semakin baik niatnya, semakin tepat nilai amalnya.Dari Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Amal itu ada lantaran niat, dan pahala yang diperoleh seseorang sesuai apa yang beliau niatkan. (HR. Bukhari no. 1, Muslim 5036, dan yang lainnya)
Tanamkan dalam diri anda, anda menikah dalam rangka mengikuti sunah para rasul. Karena Allah berfirman,
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً
"Sungguh Aku telah mengutus para rasul sebelum kamu, dan Aku jadikan untuk mereka istri dan keturunan". (QS. ar-Ra’du: 38).
Tanamkan pula bahwa anda menikah untuk mengikuti undangan dan motivasi Rasul Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang telah bersabda,
النِّكَاحُ مِنْ سُنَّتِى فَمَنْ لَمْ يَعْمَلْ بِسُنَّتِى فَلَيْسَ مِنِّى وَتَزَوَّجُوا فَإِنِّى مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ
“Nikah itu sunahku.. siapa yang tidak mengamalkan sunahku, bukan bab dariku. Menikahlah, lantaran saya merasa besar hati dengan banyaknya jumlah kalian di hadapan seluruh umat.” (HR. Ibnu Majah 1919 dan dihasankan al-Albani).
Juga jangan lupa untuk menanamkan dalam diri anda, bahwa anda menikah dalam rangka menentukan yang halal, menjaga kehormatan diri dan pasangan.
Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi jaminan yang berharga untuknya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَوْنُهُمُ الْمُجَاهِدُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِى يُرِيدُ الأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِى يُرِيدُ الْعَفَافَ
"Ada 3 orang yang berhak mendapat derma dari Allah, (1) Orang yang berjihad di jalan Allah, (2) Budak mukatab yang ingin menebus dirinya untuk merdeka, dan (3) Orang yang menikah, lantaran ingin menjaga kehormatannya". (HR. Nasai 3133, Turmudzi 1756, dan dihasankan al-Albani).
Kedua, pelajari fiqh nikah
Semua orang butuh ilmu. Karena ini merupakan modal terbesar hamba untuk dapat menjalani hidup dengan selamat dan sukses.Dengan ilmu, orang akan terbimbing, apa saja yang harus beliau kerjakan, dan apa yang harus beliau tinggalkan.
BACA JUGA: Jangan Buka Aib-mu dan Aib Saudaramu. Jika Tahu Dosanya, Kalian Tak Akan Sanggup
Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan,
العلم خير من المال؛ العلم يحرسك و أنت تحرس المال
Ilmu lebih baik dari pada harta, ilmu menjagamu dan harta, kau yang jaga. (Adab ad-Dunya wad Din hlm. 48 oleh al-Mawardi) menyerupai dilansir dari islamkafah.com
Terutama bab penting yang harus dikenali masing-masing, diantaranya,
- Syarat sah dan rukun kesepakatan nikah. Sehingga anda yakin bahwa pernikahan anda sah
- Kenali tanggung jawab masing-masing suami istri. Sehingga keluarga tidak menjadi sumber dosa bagi anda
- Kenali fiqh perceraian. Bukan untuk diamalkan, namun semoga orang tahu batasan kata-kata cerai, apa itu khulu’, dan bagaimana konsekuensi masing-masing. Betapa banyak mereka yang terjerumus pada perpecahan keluarga, sementara mereka tidak menyadarinya.
Ketiga, berguru untuk mulai dewasa
Setelah menikah, status anda telah berubah. Berapapun usia anda saat menikah, anda dituntut untuk lebih cepat dewasa.Mulai pembelajaran diri itu semenjak sebelum menikah, tinggalkan kebiasaan kekanak-kanakan dan kebiasaan buruk. Mulai berguru bangkit subuh, atau bahkan sebelum subuh.
Termasuk calon istri, berguru dengan kesibukan rumah tangga dan bagaimana mengurus seorang suami.
Pahami bahwa sehabis anda menikah, orang yang anda hormati bertambah.
Disamping orang tua, anda juga harus menghormati mertua. Posisikan masing-masing dengan benar, sehingga anda tidak akan mengecewakan pasangan anda lantaran gara-gara menyakiti orang tuanya.
Anda juga harus siap dengan benturan kepentingan.
Hampir tidak ada rumah tangga yang bebas dari masalah. Menuntut anda untuk mulai berguru mengalah.
Mengalah tidak sama dengan kalah. Mengalah berarti memberi kesempatan orang lain untuk mengambil hak anda.
Agar anda lebih siap mengalah, yakini bahwa Allah akan membalas setiap kebaikan yang anda lakukan kepada keluarga anda. Sehingga anda tidak merasa itu sia-sia.
Keempat, merawat fisik untuk kebahagiaan rumah tangga, dianjurkan
Sekalipun ini bukan hal yang wajib, tapi ini dapat sangat ditekankan bila ini menjadi alasannya yaitu keluarga makin harmonis. Karena islam menganjurkan terbentuknya keluarga yang harmonis, bahagia.Karena itulah, masing-masing diajarkan semoga bersikap romantis.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَزَوَّجُوا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ
Nikahilah perempuan yang subur dan romantis (HR. Ahmad 12613, Abu Daud 2052 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menganjurkan semoga lelaki menjadi suami yang penyayang bagi istri dan keluarganya,
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى
“Manusia terbaik di tengah kalian yaitu orang yang sikapnya paling baik kepada keluarganya. Saya orang yangn sikapnya paling baik kepada keluargaku.” (HR. Turmudzi 4269, Ibnu Majah 2053, dan dishahihkan al-Albani).
Sebagaimana perempuan dituntut merawat fisiknya untuk membahagiakan suami, lelaki juga diajurkan merawat dirinya dalam rangka membahagiakan istri.
BACA JUGA: 10 Godaan yang Muncul Menjelang Pernikahan, Disitulah Perasaanmu Akan Diuji
Sahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma mengatakan,
إنِّي أُحِبُّ أَنْ أَتَزَيَّنَ لِلْمَرْأَةِ , كَمَا أُحِبُّ أَنْ تَتَزَيَّنَ لِي الْمَرْأَةُ
Saya suka berhias di hadapan istri, sebagaimana saya suka istri saya berhias di depan saya. (HR. Ibnu Abi Syaibah 19608).
Kelima, iringi semua dengan doa dan tawakkal pada Allah SWT
Banyak orang yang merasa sangat bingung menjelang pernikahan. Setumpuk kekahwatiran berjubel di hatinya.Tanamkan rasa tawakkal kepada Allah, semoga anda tidak dihantui dengan perasaan takut yang berlebihan.
Kedepankan tawakkal saat anda menghadapi kenyataan yang tidak pasti. Pasrahkan kepada Allah, dalam setiap upaya untuk kebahagiaan anda.
Dan inilah yang diajarkan oleh para sahabat, terutama bagi orang yang tidak PD saat menikah.
Abu Said mantan budak Abi Usaid menceritakan,
Aku menikah, sementara saya berstatus seorang budak. Akupun mengundang beberapa orang sobat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Diantaranya Ibnu Mas’ud, Abu Dzar, dan Hudzaifah. Ketika tiba waktu shalat, mereka mempersilahkan diriku untuk menjadi imam. Seusai shalat, mereka mengajariku,
إذا دخل عليك أهلك فصل ركعتين ثم سل الله من خير ما دخل عليك وتعوذ به من شره ثم شأنك وشأن أهلك
Apabila kau bertemu pertama dengan istrimu, lakukanlah shalat 2 rakaat, lalu mintalah kepada Allah kebaikan dari semua yang tiba kepadamu, dan berlindunglah dari keburukannya. Kemudian lanjutkan urusanmu dengan istrimu. (HR. Ibn Abi Syaibah 30352 dan dishahihkan al-Albani dalam Adab az-Zifaf).
Jangan lupa, perbanyak memohon kepada Allah semoga Dia menawarkan kebaikan bagi pernikahan anda. Kelancaran saat pernikahan dan resepsi, dan ini yang paling menyita pikiran banyak orang.
Keberkahan sehabis menikah, berkah di waktu senang maupun berkah di waktu susah.
Demikian, semoga bermanfaat. Sumber http://www.wajibbaca.com
Buat lebih berguna, kongsi: