
Gambar istri ngeluh di medsos, dilansir via youtube.com
Masih banyak yang menyepelekan...
Mengingkari bukan cuma menentang dan tidak patuh pada suami, tapi hal-hal kecil yang sering di ucapkan istri namun menusuk hati suami.
Banyak yang tidak sadar, mengingkari kebaikan suami ialah salah satu penyebab terbanyak perempuan masuk neraka.
Salah satu bentuk mengingkarinya ialah ungkapan istri:
“Abang tidak pernah sayang sama saya”
“kenapa kakak nggak pernah kasih saya hadiah”
“Jadi suami kok nggak ada romantis-romantisnya sama istri”
"Aku capek dirumah, kenapa kakak nggak pernah ngajak jalan-jalan"
Dilansir dari muslimafiah.com. meskipun ucapan ini terkadang hanya “main-main/bercanda” tetapi tetap saja ini merupakan suatu bentuk pengingkaran (tidak boleh berbohong meskipun bercanda). Bahkan dapat jadi ucapan tersebut ialah ungkapan bergotong-royong dalam hatinya.
Istri tidak pernah bersyukur kebaikan suaminya dan lupa usaha berat suaminya di luar rumah menghadapi kerasnya hidup.
Terkadang keringat suami dapat jadi bercampur air mata dan suami berprinsip cukup di luar saja “ada masalah” sedangkan di rumah ia tutupi dengan senyumnya di hadapan istri dan anak-anak
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda berkata kepada para sahabatnya,
ﺃُﺭِﻳْﺖُ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺃَﻛْﺜَﺮُ ﺃَﻫْﻠِﻬَﺎ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀُ ﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ . ﻗِﻴْﻞَ : ﺃَﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ؟ , ﻗﺎﻝ : ﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ ﺍﻟْﻌَﺸِﻴْﺮَ ﻭَﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ ﺍْﻹِﺣْﺴَﺎﻥَ
“Telah diperlihatkan neraka kepadaku, kulihat lebih banyak didominasi penghuninya ialah wanita, mereka telah kufur (ingkar)!”
Ada yang bertanya, “apakah mereka kufur (ingkar) kepada Allah?”
Rasullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Tidak, mereka mengingkari (kebaikan) suami.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Demikianlah kata-kata “tidak pernah” merupakan klarifikasi Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits ini
ﻟَﻮْ ﺃَﺣْﺴَﻨْﺖَ ﺇَﻟَﻰ ﺇِﺣْﺪَﺍﻫُﻦَّ ﺍﻟﺪَّﻫْﺮَ , ﺛُﻢَّ ﺭَﺃَﺕْ ﻣِﻨْﻚَ ﺷَﻴْﺌًﺎ, ﻗَﺎﻟَﺖْ : ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﻣِﻨْﻚَ ﺧَﻴْﺮﺍً ﻗَﻂُّ
“Sekiranya kalian (suami) senantiasa berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang hidupnya, kemudian ia (istri) melihat sesuatu yang tidak berkenan, ia (istri durhaka itu) niscaya berkata,
“Saya sama sekali tidak pernah melihat kebaikan pada dirimu”. [HR. Bukhari dan Muslim]
Ini memang sifat dasar wanita, “Mudah jatuh hati pada yang membuatnya ‘menangis haru’ sesaat dan gampang lupa pada pada orang yang berbuat banyak kebaikan padanya”.
Karenanya para perempuan hendaknya bersyukur bila suaminya “tidak macam-macam” dan telah menawarkan kebahagiaan padanya. Tidak semua suami dapat romantis dan menggombal ataupun tidak dapat romantis setiap ketika mengungkapkan cintanya, tetapi cintanya dalam bentuk sikap, perhatian dan perlindungan.
ﻻَ ﻳَﻨْﻈُﺮُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓٍ ﻻَ ﺗَﺸْﻜُﺮُ ﻟِﺰَﻭْﺟِﻬَﺎ ﻭَﻫِﻲَ ﻻَ ﺗَﺴْﺘَﻐْﻨِﻲْ ﻋَﻨْﻪُ
“Allah tidak akan melihat seorang istri yang tidak mau berterima kasih atas kebaikan suaminya padahal ia selalu butuh kepada suaminya” .[HR. An-Nasa’iy, Ash-Shahihah 289]
BACA JUGA: Banyak yang Hobi Melakukan 2 Dosa Kecil ini, Padahal Azab Kuburnya Sangat Pedih
Bagi para suami hendaknya memahami sifat ini dan menasehati istri dengan cara yang baik.
Terkadang ucapan perempuan bernafsu bahkan “nyelekit” ke suami alasannya kehilafan tapi dasarnya mereka sangat cinta kepada suaminya.
Karena suami yang baik yaitu hanya menahan diri biar tidak menyakiti istri akan tetapi sabar terhadap “gangguan” dari istri.
Para ulama berkata:
ليس حسن الخلق مع المرأة كف الأذى عنها بل احتمال الأذى منها، والحلم على طيشها وغضبها، اقتداءً برسول الله صلى الله عليه وسلم
“Bukanlah termasuk watak suami yang baik yaitu hanya menahan diri biar tidak menyakiti istri akan tetapi sabar terhadap “gangguan” dari istri. Lembut menghadapi kekurangan dan kemarahannya. Hal Ini ialah meneladani Rasulullah". (Mukhtashar Minhajul Qashidin 2/12)
Perlu para istri ketahui. Bukanlah maksud syariat Islam memerintahkan biar istri lebih rendah dari suami tetapi semua orang sudah tahu bahwa psikologis suami niscaya ingin dihormati dan dipatuhi. Jika suami sudah merasa dihormati oleh istri, maka suami yang berjiwa hanif niscaya akan sangat sayang kepada Istrinya.
Sumber http://www.wajibbaca.com
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda berkata kepada para sahabatnya,
ﺃُﺭِﻳْﺖُ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺃَﻛْﺜَﺮُ ﺃَﻫْﻠِﻬَﺎ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀُ ﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ . ﻗِﻴْﻞَ : ﺃَﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ؟ , ﻗﺎﻝ : ﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ ﺍﻟْﻌَﺸِﻴْﺮَ ﻭَﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ ﺍْﻹِﺣْﺴَﺎﻥَ
“Telah diperlihatkan neraka kepadaku, kulihat lebih banyak didominasi penghuninya ialah wanita, mereka telah kufur (ingkar)!”
Ada yang bertanya, “apakah mereka kufur (ingkar) kepada Allah?”
Rasullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Tidak, mereka mengingkari (kebaikan) suami.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Demikianlah kata-kata “tidak pernah” merupakan klarifikasi Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits ini
ﻟَﻮْ ﺃَﺣْﺴَﻨْﺖَ ﺇَﻟَﻰ ﺇِﺣْﺪَﺍﻫُﻦَّ ﺍﻟﺪَّﻫْﺮَ , ﺛُﻢَّ ﺭَﺃَﺕْ ﻣِﻨْﻚَ ﺷَﻴْﺌًﺎ, ﻗَﺎﻟَﺖْ : ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﻣِﻨْﻚَ ﺧَﻴْﺮﺍً ﻗَﻂُّ
“Sekiranya kalian (suami) senantiasa berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang hidupnya, kemudian ia (istri) melihat sesuatu yang tidak berkenan, ia (istri durhaka itu) niscaya berkata,
“Saya sama sekali tidak pernah melihat kebaikan pada dirimu”. [HR. Bukhari dan Muslim]
Ini memang sifat dasar wanita, “Mudah jatuh hati pada yang membuatnya ‘menangis haru’ sesaat dan gampang lupa pada pada orang yang berbuat banyak kebaikan padanya”.
Karenanya para perempuan hendaknya bersyukur bila suaminya “tidak macam-macam” dan telah menawarkan kebahagiaan padanya. Tidak semua suami dapat romantis dan menggombal ataupun tidak dapat romantis setiap ketika mengungkapkan cintanya, tetapi cintanya dalam bentuk sikap, perhatian dan perlindungan.
Ada bahaya keras bagi perempuan yang tidak mensyukuri kebaikan suaminya padahal perempuan itu butuh kepada kebaikan suami.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,ﻻَ ﻳَﻨْﻈُﺮُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓٍ ﻻَ ﺗَﺸْﻜُﺮُ ﻟِﺰَﻭْﺟِﻬَﺎ ﻭَﻫِﻲَ ﻻَ ﺗَﺴْﺘَﻐْﻨِﻲْ ﻋَﻨْﻪُ
“Allah tidak akan melihat seorang istri yang tidak mau berterima kasih atas kebaikan suaminya padahal ia selalu butuh kepada suaminya” .[HR. An-Nasa’iy, Ash-Shahihah 289]
BACA JUGA: Banyak yang Hobi Melakukan 2 Dosa Kecil ini, Padahal Azab Kuburnya Sangat Pedih
Bagi para suami hendaknya memahami sifat ini dan menasehati istri dengan cara yang baik.
Terkadang ucapan perempuan bernafsu bahkan “nyelekit” ke suami alasannya kehilafan tapi dasarnya mereka sangat cinta kepada suaminya.
Karena suami yang baik yaitu hanya menahan diri biar tidak menyakiti istri akan tetapi sabar terhadap “gangguan” dari istri.
Para ulama berkata:
ليس حسن الخلق مع المرأة كف الأذى عنها بل احتمال الأذى منها، والحلم على طيشها وغضبها، اقتداءً برسول الله صلى الله عليه وسلم
“Bukanlah termasuk watak suami yang baik yaitu hanya menahan diri biar tidak menyakiti istri akan tetapi sabar terhadap “gangguan” dari istri. Lembut menghadapi kekurangan dan kemarahannya. Hal Ini ialah meneladani Rasulullah". (Mukhtashar Minhajul Qashidin 2/12)
Perlu para istri ketahui. Bukanlah maksud syariat Islam memerintahkan biar istri lebih rendah dari suami tetapi semua orang sudah tahu bahwa psikologis suami niscaya ingin dihormati dan dipatuhi. Jika suami sudah merasa dihormati oleh istri, maka suami yang berjiwa hanif niscaya akan sangat sayang kepada Istrinya.
Sumber http://www.wajibbaca.com
Buat lebih berguna, kongsi: