Kalau kita mau jujur mengakui, jarang sekali dalam hidup ini kita menyempatkan diri untuk bertafakur wacana karunia yang dilimpahkan Allah kepada kita. Padahal, demikian banyak ayat dalam al-Qur’an yang mengajak kita untuk berfikir dan merenung. Perhatikan betapa banyak kata tatafakkarun atau ta’qilun dipakai dalam kitab suci ini. Semua itu merupakan kode biar insan senantiasa memakai akalnya untuk berfikir, termasuk berfikir dan merenungkan limpahan karunia yang diberikan kepadanya.
Cobalah sesaat mengamati beberapa bab badan yang demikian tepat diciptakan Allah untuk kepentingan manusia. Dengan sepasang matanya insan sanggup melihat segala sesuatu yang berjulukan indah dalam hidupnya. Gunung-gunung yang menjulang tinggi, lautan yang biru, rumah dan embel-embel yang kemilau, wajah yang elok atau tampan, semuanya sanggup dinamakan indah hanya kalau kita mempunyai kemampuan melihatnya. Semua yang indah dan gemerlap itu tak akan ada maknanya apa-apa lagi begitu kemampuan melihat kita hilang. Yang hitam atau putih akan tampak sama saja. Yang bernilai mahal atau sebaliknya tak akan lagi ada bedanya. Dunia akan selalu terkesan gelap-gulita. Siang dan malam tak lagi punya arti apa-apa!
Sepasang indera pendengaran yang diberikan Allah kepada kita sungguh tak terhingga nilai dan harkatnya. Dengan indera pendengaran kita mendengar bunyi azan dan bacaan ayat-ayat suci al-Qur’an. Dengan indera pendengaran kita mendengar alunan musik yang merdu. Dengan indera pendengaran pula kita mendengar tangisan bayi atau bisikan angin. Apalah arti semua itu manakala indera pendengaran kita sudah tak bisa lagi menangkap kode yang diberikannya. Semua cuma akan terkesan sunyi dan sepi. Tak ada lagi beda antara kicau burung dan gemercik air mengalir!
Hidung kita diciptakan Allah dengan tingkat kesempurnaan yang amat tinggi. Melalui hidung insan menghirup oksigen yang sangat fital bagi kehidupan. Melalui sistem respiratori atau pernafasan yang begitu unik, oksigen yang kita hirup masuk ke dalam paru-paru. Jantung kemudian memompakan darah menuju paru-paru sehingga darah akan termuati dengan oksigen. Darah yang sudah mengandung oksigen ini kemudian kembali lagi ke jantung kita dan oleh jantung dialirkan ke seluruh badan termasuk otak kita.
Allah melengkapi indra insan dengan lidah, gigi dan perangkat lainnya di dalam mulut. Dengan pengecap kita membedakan rasa manis, pahit, asam dan sebagainya. Lidah kita yang penuh dengan syaraf perasa bekerja dengan demikian sempurnanya sehingga kita bisa menikmati banyak sekali makanan dan minuman sebagai rizki yang diberikan Allah kepada kita. Cobalah kita ingat, sedikit saja terjadi gangguan pada organ-organ di ekspresi kita ini, berbicara, makan dan minum akan sangat terganggu.
Seperti difirmankan Allah dalam surat At-Tiin, sungguh Allah membuat insan dalam bentuk yang sangat sempurna. Manusia dilengkapi dengan alat perasa di tubuhnya. Dengan indra yang satu ini, ia sanggup mencicipi panas, dingin, ngilu dan aneka sensasi lainnya. Alat perasa ini yang memungkinkan kita cepat menarik tangan atau bab badan kita yang lain ketika tersentuh sesuatu yang tidak kita kehendaki. Bayangkan seandainya insan tidak dilengkapi dengan indra yang satu ini! Sekujur bab tubuhnya mungkin akan terkesan hanya bagai seonggok daging mati!
Kembali kepada sepasang mata yang diciptakan Allah, cobalah kita amati betapa sempurnanya ciptaan ini. Dengan penglihatan lewat sepasang mata ini kita sanggup menangkap bayangan bermacam benda yang ada. Struktur mata juga dirangkai demikian rupa dalam tujuh layers atau lapisan, dimana setiap lapisan mempunyai sifat dan bentuk tertentu. Kemampuan melihat kita akan hilang apabila satu saja dari lapisan ini tidak berfungsi. Perhatikan pula bentuk kelopak mata yang seolah berpagar, dan kedipannya yang begitu cepat. Kemampuan berkedip ini tidak diciptakan begitu saja, namun dirancang biar mata terlindung dari benda luar yang berbahaya menyerupai abu dan lainnya. Kelopak mata berperan menyerupai pintu yang bisa dibuka dan ditutup kapan saja diperlukan. Di samping berperan sebagai pelindung, kelopak mata juga diciptakan untuk memperindah mata dan wajah kita. Oleh alasannya itu ia dibuat demikian rupa, tidak terlalu panjang atau terlalu pendek.
Sekarang mari kita amati air mata dengan zat asin yang terkandung di dalamnya. Air mata juga berfungsi menyapu benda asing yang masuk ke dalam mata kita. Allah juga membuat kedua sudut mata kita sedikit lebih rendah dari bab tengahnya biar dengan begitu benda luar yang masuk ke dalamnya sanggup dipinggirkan ke salah satu sisinya. Mata kita juga dilengkapi dengan sepasang alis dan bulu mata. Selain untuk mempercantik, keduanya juga bermanfaat sebagai tirai pelindung.
Untuk menutup ekspresi kita, Allah melengkapi organ ekspresi ini dengan dua belah bibir yang berperan seolah pintu yang bisa dibuka dan ditutup kapan saja. Mulut juga dibuat biar gigi dan gusi kita terlindungi. Bibir dan ekspresi insan menjadi bab yang tak bisa dilepaskan dari estetika dan keindahan. Bayangkan betapa anehnya rupa insan tanpa ekspresi dan bibir! Mulut , gigi, dan semua perangkat di dalam ekspresi sangat berperan dalam memilih acara bicara dan mengungkapkan bunyi hati. Gigi-gigi di ekspresi kita punya arti yang sangat besar di dalam mencerna makanan dan berbicara. Gigi-gigi ini sengaja dibuat banyak jumlahnya
dan tidak merupakan kesatuan tulang, sehingga apabila sebagian rusak, sebagian lainnya masih bisa melaksanakan fungsinya. Sungguh ciptaan yang luar-biasa!
Di bab dalam ekspresi juga diciptakan air liur yang hanya keluar ketika dibutuhkan. Liur berfungsi membantu mengunyah makanan sehingga gampang ditelan dan tidak menjadikan rasa sakit. Perhatikan bagaimana air liur ini menghilang ketika makanan sudah habis. Setelah itu, yang tersisa cuma air liur yang sekedar membasahi anak pengecap kerongkongan untuk keperluan bicara, dan biar kita tidak mengalami kehilangan cairan tubuh di daerah itu.
Allah juga melengkapi kita dengan alat pendengaran sepasang indera pendengaran dan melengkapinya dengan kelenjar minyak pahit di dalamnya. Ini ditujukan untuk menjaga alat pendengaran dari aneka macam bahaya, termasuk serangga kecil yang akan mati kalau memasuki indera pendengaran kita. Perhatikan daun indera pendengaran yang dibuat sedemikian rupa guna menangkap bunyi dan mengirimkannya ke lubang telinga. Bagian dalam indera pendengaran insan dibuat berlekuk. Dengan ini maka bunyi sanggup ditangkap dengan mudah. Telinga kita sanggup menangkap gelombang bunyi dan menjadikan gema di dalamnya. Ini diharapkan biar ketika kita tidur, kita masih sanggup dibangunkan. Melalui udara yang dihirupnya, insan sanggup mencium banyak sekali aroma.
Hidung kita dibuat menonjol di tengah-tengah wajah dengan bentuk yang indah dan dilengkapi dengan dua lubang yang terbuka. Dengan indra yang satu ini, kita sanggup membedakan bermacam aroma dan aneka makanan dan minuman. Aroma bacin dan harum menjadi aroma yang digemari dan demikian pula sebaliknya. Berbagai kenikmatan dan kelezatan hidangan akan sanggup ditangkap lewat indra penciuman. Hidung juga berfungsi sebagai penyejuk suhu panas di dalam tubuh.
Allah membuat pangkal tenggorokan sebagai daerah keluarnya suara. Perhatikan bagaimana pengecap kita bisa bergerak dan memutar. Suara kita bisa dikontrol melalui jalur pita bunyi yang berbeda-beda sesuai dengan perbedaan bunyi yang keluar. Dengan cara ini maka bunyi bisa dikeluarkan sesuai keperluannya. Pangkal tenggorokan insan diciptakan Allah dalam bentuk yang tidak sama satu dengan yang lain. Ada yang sempit, luas, dan lunak. Ada yang panjang dan ada pula yang pendek. Dengan demikian maka tak ada bunyi orang yang sama persis.
Betapa uniknya! Dari sekian miliar insan di dunia, masing-masing mempunyai bunyi yang berbeda! Sekarang mari kita lihat tangan dengan jari-jarinya yang mengagumkan itu. Tangan diciptakan untuk memungut segala sesuatu yang kita perlukan , dan menangkis datangnya ancaman. Amati dengan seksama jari-jari tangan kita! Ruas jari-jari yang demikian rupa dibuat berbeda bukannya tanpa alasan. Keempat jari dibuat searah, sementara jempol diciptakan menghadap ke arah lain. Dengan posisi menyerupai ini, kita bisa menggenggam dan menawarkan sesuatu dengan tepat. Satu saja dari jari-jari ini kehilangan fungsinya, maka pekerjaan tangan kita akan sangat terganggu. Dengan kedua kakinya insan sanggup berjalan dan melangkah dengan sempurna. Telapak kaki kita juga dilengkapi dengan jari-jari yang selain sebagai penyelaras, jari-jari ini juga berfungsi sebagai penguat ketika kita berjalan. Satu saja dari jari-jari kita ini kehilangan perannya, maka niscaya berjalan kita menjadi tidak tepat lagi.
Demikian tepat dan persisnya semua ciptaan ini sehingga tak akan ada yang bisa menyaingi ciptaan menyerupai ini. Untuk keperluan bergerak, diciptakan Allah persendian yang menyambung struktur tulang. Persendian ini kemudian disambung dan diikat satu dengan yang lain yang terdapat pada salah satu ujung tulang dan diletakkan di ujung yang lain menyerupai pembalut. Agar pergerakan kita mudah, Allah pun membuat salah satu ujung ini menonjol sementara yang lain melekuk. Perhatikan hebatnya gangguan gerak yang terjadi manakala terjadi dilema di sendi atau tulang-tulang ini.
Kepala yang di dalamnya terdapat otak sebagai sentra syaraf insan diciptakan sedemikian cermatnya. Kepala insan terdiri dari 55 tulang dengan bentuk yang berbeda-beda. Tulang-tulang ini dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk batok kepala yang kuat. Enam dari tulang-tulang ini terdapat pada tengkorak kepala, sementara dua puluh empat pada rahang bab atas, dan dua tulang pada rahang bab bawah. Selebihnya, terdapat pada gigi kita. Allah membuat tengkuk leher sebagai sentra kepala. Bagian ini terdiri dari tujuh tulang belakang yang berongga dan berbentuk bulat. Apa yang sanggup saya tulis di atas hanyalah sebagian kecil dari ciptaan Allah berjulukan insan yang begitu sempurnanya.
Tubuh kita dengan semua organ yang dimilikinya bekerja dengan aneka sistem yang sangat jitu. Sistem-sistem ini bekerja dengan seksama siang dan malam tanpa lelah. Paru-paru, jantung, ginjal, hati dan semua organ yang lain menjalankan fungsinya masingmasing dengan cermat dan tepat. Allah membuat otak insan dengan berjuta sel di dalamnya yang berkemampuan luar biasa mengatur setiap organ yang ada di badan kita. Penderitaan berupa penyakit yang dialami seseorang hendaknya senantiasa menjadi perhatian dan sekaligus peringatan bagi kita akan besarnya arti dan makna karunia yang dilimpahkan Allah kepada kita. Sedikit saja terjadi penyumbatan di otak kita, akan membuat kita tak lagi bisa berjalan, bercakap, melirik atau menggerakkan badan kita yang lain. Dan bahu-membahu Kami telah membuat insan dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air sperma (yang disimpan) dalam daerah yang kokoh (rahim). Kemudian air sperma itu Kami jadikan segumpal darah, kemudian segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, kemudian tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Selagi semua anugerah dan karunia tiada terhingga ini kita miliki, maka hendaknya kita senantiasa berusaha menjadi insan yang lebih saleh, lebih berbakti, serta lebih mempunyai kegunaan bagi agama dan manusia. Angan-angan meraih semua itu ketika badan sudah tidak berdaya tak lagi banyak gunanya…..! Drs. Husein Shahab.
Cobalah sesaat mengamati beberapa bab badan yang demikian tepat diciptakan Allah untuk kepentingan manusia. Dengan sepasang matanya insan sanggup melihat segala sesuatu yang berjulukan indah dalam hidupnya. Gunung-gunung yang menjulang tinggi, lautan yang biru, rumah dan embel-embel yang kemilau, wajah yang elok atau tampan, semuanya sanggup dinamakan indah hanya kalau kita mempunyai kemampuan melihatnya. Semua yang indah dan gemerlap itu tak akan ada maknanya apa-apa lagi begitu kemampuan melihat kita hilang. Yang hitam atau putih akan tampak sama saja. Yang bernilai mahal atau sebaliknya tak akan lagi ada bedanya. Dunia akan selalu terkesan gelap-gulita. Siang dan malam tak lagi punya arti apa-apa!
Sepasang indera pendengaran yang diberikan Allah kepada kita sungguh tak terhingga nilai dan harkatnya. Dengan indera pendengaran kita mendengar bunyi azan dan bacaan ayat-ayat suci al-Qur’an. Dengan indera pendengaran kita mendengar alunan musik yang merdu. Dengan indera pendengaran pula kita mendengar tangisan bayi atau bisikan angin. Apalah arti semua itu manakala indera pendengaran kita sudah tak bisa lagi menangkap kode yang diberikannya. Semua cuma akan terkesan sunyi dan sepi. Tak ada lagi beda antara kicau burung dan gemercik air mengalir!
Hidung kita diciptakan Allah dengan tingkat kesempurnaan yang amat tinggi. Melalui hidung insan menghirup oksigen yang sangat fital bagi kehidupan. Melalui sistem respiratori atau pernafasan yang begitu unik, oksigen yang kita hirup masuk ke dalam paru-paru. Jantung kemudian memompakan darah menuju paru-paru sehingga darah akan termuati dengan oksigen. Darah yang sudah mengandung oksigen ini kemudian kembali lagi ke jantung kita dan oleh jantung dialirkan ke seluruh badan termasuk otak kita.
Allah melengkapi indra insan dengan lidah, gigi dan perangkat lainnya di dalam mulut. Dengan pengecap kita membedakan rasa manis, pahit, asam dan sebagainya. Lidah kita yang penuh dengan syaraf perasa bekerja dengan demikian sempurnanya sehingga kita bisa menikmati banyak sekali makanan dan minuman sebagai rizki yang diberikan Allah kepada kita. Cobalah kita ingat, sedikit saja terjadi gangguan pada organ-organ di ekspresi kita ini, berbicara, makan dan minum akan sangat terganggu.
Seperti difirmankan Allah dalam surat At-Tiin, sungguh Allah membuat insan dalam bentuk yang sangat sempurna. Manusia dilengkapi dengan alat perasa di tubuhnya. Dengan indra yang satu ini, ia sanggup mencicipi panas, dingin, ngilu dan aneka sensasi lainnya. Alat perasa ini yang memungkinkan kita cepat menarik tangan atau bab badan kita yang lain ketika tersentuh sesuatu yang tidak kita kehendaki. Bayangkan seandainya insan tidak dilengkapi dengan indra yang satu ini! Sekujur bab tubuhnya mungkin akan terkesan hanya bagai seonggok daging mati!
Kembali kepada sepasang mata yang diciptakan Allah, cobalah kita amati betapa sempurnanya ciptaan ini. Dengan penglihatan lewat sepasang mata ini kita sanggup menangkap bayangan bermacam benda yang ada. Struktur mata juga dirangkai demikian rupa dalam tujuh layers atau lapisan, dimana setiap lapisan mempunyai sifat dan bentuk tertentu. Kemampuan melihat kita akan hilang apabila satu saja dari lapisan ini tidak berfungsi. Perhatikan pula bentuk kelopak mata yang seolah berpagar, dan kedipannya yang begitu cepat. Kemampuan berkedip ini tidak diciptakan begitu saja, namun dirancang biar mata terlindung dari benda luar yang berbahaya menyerupai abu dan lainnya. Kelopak mata berperan menyerupai pintu yang bisa dibuka dan ditutup kapan saja diperlukan. Di samping berperan sebagai pelindung, kelopak mata juga diciptakan untuk memperindah mata dan wajah kita. Oleh alasannya itu ia dibuat demikian rupa, tidak terlalu panjang atau terlalu pendek.
Sekarang mari kita amati air mata dengan zat asin yang terkandung di dalamnya. Air mata juga berfungsi menyapu benda asing yang masuk ke dalam mata kita. Allah juga membuat kedua sudut mata kita sedikit lebih rendah dari bab tengahnya biar dengan begitu benda luar yang masuk ke dalamnya sanggup dipinggirkan ke salah satu sisinya. Mata kita juga dilengkapi dengan sepasang alis dan bulu mata. Selain untuk mempercantik, keduanya juga bermanfaat sebagai tirai pelindung.
Untuk menutup ekspresi kita, Allah melengkapi organ ekspresi ini dengan dua belah bibir yang berperan seolah pintu yang bisa dibuka dan ditutup kapan saja. Mulut juga dibuat biar gigi dan gusi kita terlindungi. Bibir dan ekspresi insan menjadi bab yang tak bisa dilepaskan dari estetika dan keindahan. Bayangkan betapa anehnya rupa insan tanpa ekspresi dan bibir! Mulut , gigi, dan semua perangkat di dalam ekspresi sangat berperan dalam memilih acara bicara dan mengungkapkan bunyi hati. Gigi-gigi di ekspresi kita punya arti yang sangat besar di dalam mencerna makanan dan berbicara. Gigi-gigi ini sengaja dibuat banyak jumlahnya
dan tidak merupakan kesatuan tulang, sehingga apabila sebagian rusak, sebagian lainnya masih bisa melaksanakan fungsinya. Sungguh ciptaan yang luar-biasa!
Di bab dalam ekspresi juga diciptakan air liur yang hanya keluar ketika dibutuhkan. Liur berfungsi membantu mengunyah makanan sehingga gampang ditelan dan tidak menjadikan rasa sakit. Perhatikan bagaimana air liur ini menghilang ketika makanan sudah habis. Setelah itu, yang tersisa cuma air liur yang sekedar membasahi anak pengecap kerongkongan untuk keperluan bicara, dan biar kita tidak mengalami kehilangan cairan tubuh di daerah itu.
Allah juga melengkapi kita dengan alat pendengaran sepasang indera pendengaran dan melengkapinya dengan kelenjar minyak pahit di dalamnya. Ini ditujukan untuk menjaga alat pendengaran dari aneka macam bahaya, termasuk serangga kecil yang akan mati kalau memasuki indera pendengaran kita. Perhatikan daun indera pendengaran yang dibuat sedemikian rupa guna menangkap bunyi dan mengirimkannya ke lubang telinga. Bagian dalam indera pendengaran insan dibuat berlekuk. Dengan ini maka bunyi sanggup ditangkap dengan mudah. Telinga kita sanggup menangkap gelombang bunyi dan menjadikan gema di dalamnya. Ini diharapkan biar ketika kita tidur, kita masih sanggup dibangunkan. Melalui udara yang dihirupnya, insan sanggup mencium banyak sekali aroma.
Hidung kita dibuat menonjol di tengah-tengah wajah dengan bentuk yang indah dan dilengkapi dengan dua lubang yang terbuka. Dengan indra yang satu ini, kita sanggup membedakan bermacam aroma dan aneka makanan dan minuman. Aroma bacin dan harum menjadi aroma yang digemari dan demikian pula sebaliknya. Berbagai kenikmatan dan kelezatan hidangan akan sanggup ditangkap lewat indra penciuman. Hidung juga berfungsi sebagai penyejuk suhu panas di dalam tubuh.
Allah membuat pangkal tenggorokan sebagai daerah keluarnya suara. Perhatikan bagaimana pengecap kita bisa bergerak dan memutar. Suara kita bisa dikontrol melalui jalur pita bunyi yang berbeda-beda sesuai dengan perbedaan bunyi yang keluar. Dengan cara ini maka bunyi bisa dikeluarkan sesuai keperluannya. Pangkal tenggorokan insan diciptakan Allah dalam bentuk yang tidak sama satu dengan yang lain. Ada yang sempit, luas, dan lunak. Ada yang panjang dan ada pula yang pendek. Dengan demikian maka tak ada bunyi orang yang sama persis.
Betapa uniknya! Dari sekian miliar insan di dunia, masing-masing mempunyai bunyi yang berbeda! Sekarang mari kita lihat tangan dengan jari-jarinya yang mengagumkan itu. Tangan diciptakan untuk memungut segala sesuatu yang kita perlukan , dan menangkis datangnya ancaman. Amati dengan seksama jari-jari tangan kita! Ruas jari-jari yang demikian rupa dibuat berbeda bukannya tanpa alasan. Keempat jari dibuat searah, sementara jempol diciptakan menghadap ke arah lain. Dengan posisi menyerupai ini, kita bisa menggenggam dan menawarkan sesuatu dengan tepat. Satu saja dari jari-jari ini kehilangan fungsinya, maka pekerjaan tangan kita akan sangat terganggu. Dengan kedua kakinya insan sanggup berjalan dan melangkah dengan sempurna. Telapak kaki kita juga dilengkapi dengan jari-jari yang selain sebagai penyelaras, jari-jari ini juga berfungsi sebagai penguat ketika kita berjalan. Satu saja dari jari-jari kita ini kehilangan perannya, maka niscaya berjalan kita menjadi tidak tepat lagi.
Demikian tepat dan persisnya semua ciptaan ini sehingga tak akan ada yang bisa menyaingi ciptaan menyerupai ini. Untuk keperluan bergerak, diciptakan Allah persendian yang menyambung struktur tulang. Persendian ini kemudian disambung dan diikat satu dengan yang lain yang terdapat pada salah satu ujung tulang dan diletakkan di ujung yang lain menyerupai pembalut. Agar pergerakan kita mudah, Allah pun membuat salah satu ujung ini menonjol sementara yang lain melekuk. Perhatikan hebatnya gangguan gerak yang terjadi manakala terjadi dilema di sendi atau tulang-tulang ini.
Kepala yang di dalamnya terdapat otak sebagai sentra syaraf insan diciptakan sedemikian cermatnya. Kepala insan terdiri dari 55 tulang dengan bentuk yang berbeda-beda. Tulang-tulang ini dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk batok kepala yang kuat. Enam dari tulang-tulang ini terdapat pada tengkorak kepala, sementara dua puluh empat pada rahang bab atas, dan dua tulang pada rahang bab bawah. Selebihnya, terdapat pada gigi kita. Allah membuat tengkuk leher sebagai sentra kepala. Bagian ini terdiri dari tujuh tulang belakang yang berongga dan berbentuk bulat. Apa yang sanggup saya tulis di atas hanyalah sebagian kecil dari ciptaan Allah berjulukan insan yang begitu sempurnanya.
Tubuh kita dengan semua organ yang dimilikinya bekerja dengan aneka sistem yang sangat jitu. Sistem-sistem ini bekerja dengan seksama siang dan malam tanpa lelah. Paru-paru, jantung, ginjal, hati dan semua organ yang lain menjalankan fungsinya masingmasing dengan cermat dan tepat. Allah membuat otak insan dengan berjuta sel di dalamnya yang berkemampuan luar biasa mengatur setiap organ yang ada di badan kita. Penderitaan berupa penyakit yang dialami seseorang hendaknya senantiasa menjadi perhatian dan sekaligus peringatan bagi kita akan besarnya arti dan makna karunia yang dilimpahkan Allah kepada kita. Sedikit saja terjadi penyumbatan di otak kita, akan membuat kita tak lagi bisa berjalan, bercakap, melirik atau menggerakkan badan kita yang lain. Dan bahu-membahu Kami telah membuat insan dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air sperma (yang disimpan) dalam daerah yang kokoh (rahim). Kemudian air sperma itu Kami jadikan segumpal darah, kemudian segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, kemudian tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Selagi semua anugerah dan karunia tiada terhingga ini kita miliki, maka hendaknya kita senantiasa berusaha menjadi insan yang lebih saleh, lebih berbakti, serta lebih mempunyai kegunaan bagi agama dan manusia. Angan-angan meraih semua itu ketika badan sudah tidak berdaya tak lagi banyak gunanya…..! Drs. Husein Shahab.
Buat lebih berguna, kongsi: