Berkah Dan Pesan Yang Tersirat Membaca Istighfar

Sudahkah anda membaca istighfar hari ini? Jika belum, ada baiknya kita mulai beristighfar. Selipkan bacaan istighfar diantara dzikir yang kita baca. Mengapa harus bacaan istighfar? Karena istighfar mempunyai begitu banyak berkah dan hikmah. Istighfar tak hanya permohonan maaf. Lebih dari itu ia mengandung makna pengukuhan atas kesalahan yang dilakukan dan komitmen untuk memperbaiki diri sendiri.

Terlebih pada kiamat ini ketika begitu banyak maksiat dan kemungkaran terjadi di sekitar kita, membuat kita semakin gampang terjerembab dalam kubangan dosa. Orang tak lagi merasa malu berbuat maksiat, korupsi, berzina, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan dan banyak lagi sikap yang membuat kita geleng kepala. Seolah apa yang mereka lakukan ialah hal yang masuk akal dan manusiawi. Bukankah Allah telah menyiapkan azab bagi mereka yang berbuat maksiat dan tidak mau bertobat?
“Dan orang-orang yang tidak menyembah yang kuasa yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melaksanakan demikian itu, pasti beliau mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan beliau akan baka dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orangorang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan ialah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. Al-Furqaan:68-70)

Manusia tak pernah sanggup terlepas dari salah dan lupa. Itulah dalil sebagian orang apabila mereka melaksanakan sebuah kesalahan atau lupa terhadap sesuatu. Belum lagi hawa nafsu dan bisikan setan yang terus-menerus mengajak kepada perbuatan maksiat. Setiap insan pasti mempunyai dosa walau sekecil apa pun kecuali para nabi. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits. “ Setiap anak Adam pasti bersalah. Tapi insan salah yang paling baik ialah yang bertobat.” (HR Ahmad)

Ibnu Atha’illah menuliskan dalam kitab Bahjat An-Nufus bahwa dosa sebaiknya cepat-cepat dihapus dengan bertobat. Beliau mengibaratkan orang yang melaksanakan dosa sama dengan periuk besi diatas api selama beberapa ketika yang membuat warnanya makin menghitam. Jika kita membersihkan periuk tersebut maka warna hitam akan hilang. Namun jikalau kita biarkan dan justru digunakan berkali-kali untuk memasak tanpa pernah dibersihkan, warna hitamnya akan menempel besar lengan berkuasa sampai alhasil ia akan pecah dan rusak. Walau pun dicuci, ia takkan lagi bisa kembali mirip semula. Rasulullah bersabda,“Ketika seorang mukmin melaksanakan sebuah dosa akan ada bintik hitam di dalam hatinya. Jika ia bertobat, sadar, dan memohon ampunan, bintik tadi akan terhapus. Namun, jikalau ia malah menambah dosa, maka akan bertambah pula bintik hitamnya sampai alhasil menutupi hati ini.

Memohon ampun dan beristighfar ialah jalan keluar atas dosa dan kesalahan yang kita lakukan. Ingatlah bahwa dalam melaksanakannya pun kita dikejar deadline, yaitu sebelum nyawa terlepas dari raga. Padahal, kita tidak pernah tahu kapan nyawa terlepas dari badan. Karenanya, mau tidak mau jikalau ingin kembali dalam keadaan higienis ialah dengan menyegerakan bertobat. Rasulullah SAW yang ma’sum pun beristighfar tak kurang dari 70 kali dalam riwayat Bukhari atau bahkan 100 kali berdasarkan riwayat Muslim. Bagaimana dengan kita yang tak pernah berhenti berbuat dosa dan maksiat? Tidakkah kita malu ketika sadar bahwa diri ini terlalu percaya diri sehingga enggan memohon ampun. Selain Rasululullah sebagai insan tersuci, nyatanya para malaikat juga beristighfar memohonkan ampun bagi orang-orang yang beriman.

Tentu saja konsekuensi dari bertobat dengan tulus tulus ialah tidak mengulangi perbuatan maksiat, bersungguh-sungguh meratapi dan bertekad untuk menjauhi perbuatan maksiat. Makna tobat bekerjsama ialah meninggalkan dosa karena keburukannya, meratapi dosa yang telah dilakukan, berkeinginan besar lengan berkuasa untuk tidak mengulanginya dan berusaha melaksanakan apa yang lebih baik (sebagai ganti). Jika keempat hal itu telah dipenuhi berarti syarat tobat
orang telah sempurna.

Betapa tinggi nilai perintah beristighfar ini sehingga ia ditempatkan selalu berdampingan dengan perintah beribadah kepada-Nya. Istighfar juga merupakan suatu kewajiban sekaligus kebutuhan seorang hamba kepada Allah SWT karena secara fitrah memang insan tidak akan bisa mengelak dari perbuatan dosa dan kesalahan sepanjang hidupnya. Peluang ampunan ini merupakan anugerah rahmat yang terbesar bagi hamba-hamba- Nya yang beriman.

Selain itu, kebiasaan beristighfar merefleksikan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya dan pengukuhan akan keMaha Pengampunan Allah SWT. Istighfar juga merupakan cermin dari sebuah doktrin yang mantap akan kesediaan Allah membuka pintu ampunannya sepanjang siang dan malam.

Selain dari pesan tersirat sucinya diri dari dosa, istighfar juga merupakan salah satu alasannya ialah terpenting diturunkannya rizki. Diceritakan, ketika Rasulullah SAW sedang duduk di dalam mesjid bersama sejumlah sahabat, tiba-tiba masuk empat orang lelaki dan masing-masing mengeluh. Orang yang pertama mengeluh karena hujan sudah usang tidak turun. Rasul SAW. menasehatinya dengan ucapan : “Beristighfarlah !” Yang kedua mengeluh karena sudah usang menikah, tapi belum memperoleh keturunan. Ujar Nabi SAW : “Beristighfarlah !” Lelaki yang ketiga mengadukan kesulitan ekonominya. Rasulullah SAW berkata : “Perbanyak istighfar!” begitu juga dengan lelaki yang keempat yang minta nasehat karena tanah pertaniannya sudah tidak subur lagi. Lagi-lagi Rasulullah SAW. berkata : “Beristighfarlah !”

Abu Hurairah RA terheran-heran dan bertanya : “Ya Rasul, penyakitnya banyak tapi obatnya satu.” Mendengar pertanyaan ini, Beliau SAW. menjawab : “Simaklah firman Allah dalam surah Nuh ayat 10-12 :“Beristighfarlah kepada Tuhanmu, bekerjsama Dia ialah Zat Yang Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat, perbanyakkan harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. “ Kemudian Rasulullah SAW. bersabda: “Barang siapa memperbanyak istighfar, pasti Allah mengakibatkan untuk setiap kesedihannya jalan keluar, dan untuk setiap kesempitannya kelapangan; dan Allah mengaruniainya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. “( HR.Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan Al Hakim )

Dituturkan oleh Syaikh ‘Aidh al-Qarni, penulis buku best seller La Tahzan bahwa ada seorang yang tak kunjung dikaruniai anak. Sementara para dokter sudah angkat tangan tidak bisa memberi jalan keluar, dan obat-obatan pun sudah gagal mewujudkan keinginannya. Orang itu alhasil bertanya kepada salah seorang ulama yang kemudian menyarankan kepadanya, “Hendaklah engkau memperbanyak istighfar di kala subuh dan sore hari, bekerjsama Allah SWT menyampaikan perihal orang-orang yang beristighfar, ‘Dan memperbanyak harta dan anak-anakmu.’ (Nuh:12)” Lelaki itu kemudian memperbanyak istighfar secara terus menerus. Akhirnya dengan izin Allah SWT dan kasih sayang-Nya, ia pun mendapat keturunan yang soleh.

Satu di antara alasan yang membuat saya ingin membuat artikel wacana istighfar ialah pengalaman saya ketika mencicipi sendiri manfaat beristighfar. Suatu malam saya menderita sakit gigi yang sangat menyiksa. Saya sudah berikhtiar dengan meminum obat dan berusaha dengan banyak sekali cara untuk meredakan rasa sakit yang saya derita. Namun sakit yang tadinya masih bisa saya tahankan, malah semakin menjadi-jadi. Karena sakit yang teramat sangat itu, saya pun tak sanggup memejamkan mata. Suami saya yang terbangun oleh keluhan-keluhan saya menyarankan biar saya banyak membaca istighfar. Subhanallah! Saya tidak mengada-ada. Baru saja saya membaca “Astaghfirullahal ‘adhim” sekitar 20 kali, rasa sakit saya itu pun mereda dan saya pun sanggup tertidur sampai pagi. Alhamdulillah. Segala puji bagiMu Ya Allah.

Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW, istighfar paling utama ialah Sayyidul Istighfar. Sayyidul istighfar terdapat dalam Wirdul Latif Imam Abdullah bin ‘Alwi Al Haddad yang sunnah kita baca pada pagi dan sore hari. Lafadz Sayyidul istighfar adalah: Allahumma anta rabbi, laa ilaaha illa anta khalaqtani, wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu, a’udzubika min syarri ma shona’tu, bubuk –ulaka bi ni’matika ‘alayya, wa bubuk – u bi dzanbi faghfirli, fa innahu laa yaghfirudz dzunuba illa anta. “Ya Allah, Engkau ialah Tuhanku, tiada Tuhan yang pantas disembah melainkan Engkau yang telah membuat diriku. Aku ialah hambaMu, dan saya berada dalam perintah dan perjanjianMu. Dengan segala kemampuanku, perintahMu saya laksanakan. Aku berlindung kepadaMu dari segala kejelekan yang saya perbuat terhadapMu. Engkau telah mencurahkan nikmatMu kepadaku, sementara saya senantiasa berbuat dosa. Maka ampunilah dosa–dosaku. Sebab tiada yang sanggup mengampuni dosa kecuali Engkau.”

Limpahan pesan tersirat yang bisa kita dapatkan dari istighfar seharusnya membuat kita bersyukur karena mempunyai demikian banyak kesempatan untuk memperbaiki diri sambil mendapat segudang manfaat lainnya. Astaghfirullahal ‘adzim, ampunilah dosa kami Ya Allah.. tutupi malu kami…. betapa selama ini kami gampang tergelincir dalam dosa, namun tak bersegera memohon ampun kepada-Mu. Berilah kami rahmat dan hidayah biar kami tetap istiqomah di jalanMu. Amin…..! Fatimah Azzahrah Alattas, SE
Buat lebih berguna, kongsi:
close