
Sumber gambar amajaa.blogspot.com
Sebagaimana kita pahami, bahwa al Qur’an bukanlah makhluk sebagaimana kita dan makhluk Allah lainnya dalam kehidupan ini. Namun, al Qur’an ialah kalam Allah.
Maka jikalau kepada makhluk saja dibutuhkan adab-adab dikala berinteraksi, tentu jikalau kita hendak berinteraksi dengan kalam Allah lebih dibutuhkan adab-adabnya.
Berikut etika membaca alQuran yang difirmankan Allah subhanahu wata’ala di dalam al Qur’an.
Mari kita hayati bersama, satu demi satu, sesuai dengan urutan interaksi kita dengan al Qur’an.
Baca Juga: Sering Merasa Sakit Setelah Makan? Benar Saja, Karena Anjuran Rasulullah Ini Tidak Dilakukan
1. Bersuci dari Segala Bentuk Hadas Besar dan Hadas Kecil
Dalam membaca Al-Qur’an seseorang dianjurkan dalam keadaan suci.
Adab membaca alQuran dengan bersuci ini juga meliputi kondisi sekitar kawasan kita membaca al Qur’an. Selain tubuh yang harus bersuci, kawasan pun harus suci.
Allah berfirman dalam surat Al Waqi’ah ayat 79, “Tidak menyentuhnya kecuali yang disucikan.” Baik Imam Nawawi maupun Ibnu Taimiyah beropini bahwa ayat ini merupakan larangan menyentuh al Qur’an jikalau dalam kondisi berhadats.
2. Mulai Dengan Bacaan Ta'awudz dan Basmalah Agar Terhindar Dari Syaitan
Allah berfirman dalam surat An Nahl ayat 98, “Apabila kau membaca Al Alquran hendaklah kau meminta pertolongan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.”
Begitulah perintah Allah subhanahu wata’ala sebelum kita membaca kalam-Nya. Kalimat permohonan pertolongan tersebut biasa kita baca, “A’udzubillahi minasy syaithaanir rajiim.” Kalimat tersebut kita kenal sebagai kalimat Ta’awudz.
Selain membaca Ta’awudz, yang juga merupakan etika membaca alQuran ialah membaca Basmalah.
Makara sehabis membaca Ta’awudz, kita lalu membaca Basmalah dengan mengucap, "Bismillahirrahmaanirraahiim.”
3. Membaca Al-Qur'an Dengan Lirih, Khusyu', Menangis Agar Bacaan Ayat Al-Qu'ran Bisa Meresap Ke Dalam Hati
Baca Juga: Bedakan Antara Mandi Junub dan Mandi Setelah PMS, Ini Tata Cara Mandi Wajib Khusus Muslimah
Alloh Ta’ala menjelaskan sebagian dari sifat-sifat hamba-Nya yang shalih, “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (QS. Al-Isra’: 109).
Namun demikian tidaklah disyariatkan bagi seseorang untuk akal-akalan menangis dengan tangisan yang dibuat-buat.
4. Membaguskan bunyi ketika membacanya (Tartil).
Sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Di dalam hadits lain dijelaskan, “Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Maksud hadits ini ialah membaca Al-Qur’an dengan susunan bacaan yang terang dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya bacaan, tidak hingga keluar dari ketentuan kaidah tajwid. Dan seseorang tidak perlu melenggok-lenggokkan bunyi di luar kemampuannya.
Sumber http://www.wajibbaca.com
1. Bersuci dari Segala Bentuk Hadas Besar dan Hadas Kecil
Dalam membaca Al-Qur’an seseorang dianjurkan dalam keadaan suci.
Adab membaca alQuran dengan bersuci ini juga meliputi kondisi sekitar kawasan kita membaca al Qur’an. Selain tubuh yang harus bersuci, kawasan pun harus suci.
Allah berfirman dalam surat Al Waqi’ah ayat 79, “Tidak menyentuhnya kecuali yang disucikan.” Baik Imam Nawawi maupun Ibnu Taimiyah beropini bahwa ayat ini merupakan larangan menyentuh al Qur’an jikalau dalam kondisi berhadats.
2. Mulai Dengan Bacaan Ta'awudz dan Basmalah Agar Terhindar Dari Syaitan
Allah berfirman dalam surat An Nahl ayat 98, “Apabila kau membaca Al Alquran hendaklah kau meminta pertolongan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.”
Begitulah perintah Allah subhanahu wata’ala sebelum kita membaca kalam-Nya. Kalimat permohonan pertolongan tersebut biasa kita baca, “A’udzubillahi minasy syaithaanir rajiim.” Kalimat tersebut kita kenal sebagai kalimat Ta’awudz.
Selain membaca Ta’awudz, yang juga merupakan etika membaca alQuran ialah membaca Basmalah.
Makara sehabis membaca Ta’awudz, kita lalu membaca Basmalah dengan mengucap, "Bismillahirrahmaanirraahiim.”
3. Membaca Al-Qur'an Dengan Lirih, Khusyu', Menangis Agar Bacaan Ayat Al-Qu'ran Bisa Meresap Ke Dalam Hati
Baca Juga: Bedakan Antara Mandi Junub dan Mandi Setelah PMS, Ini Tata Cara Mandi Wajib Khusus Muslimah
Alloh Ta’ala menjelaskan sebagian dari sifat-sifat hamba-Nya yang shalih, “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (QS. Al-Isra’: 109).
Namun demikian tidaklah disyariatkan bagi seseorang untuk akal-akalan menangis dengan tangisan yang dibuat-buat.
4. Membaguskan bunyi ketika membacanya (Tartil).
Sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Di dalam hadits lain dijelaskan, “Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Maksud hadits ini ialah membaca Al-Qur’an dengan susunan bacaan yang terang dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya bacaan, tidak hingga keluar dari ketentuan kaidah tajwid. Dan seseorang tidak perlu melenggok-lenggokkan bunyi di luar kemampuannya.
Sumber http://www.wajibbaca.com
Buat lebih berguna, kongsi: