Hipnoterapi, Antara Mencari Kesembuhan Dan Rasa Takut Merusak Akidah


Gambar praktik hipnoterapi dilansir dari go-dok.com

Hipnoterapi...

Berobat dengan hipno terapi apakah benar-benar menyembukan penyakit, atau malah memperparah keadaan? simak penjelasannya berikut.

Dialayar televisi mungkin kita sering melihat, seseorang akan tertidur begitu melihat kertas tisu terbakar atau mendengar hitungan maju hingga angka ketiga.

Setelahnya, ia mulai membongkar sendiri malu dan bercerita perihal keluh kesah hidupnya. Sementara itu, sang pemberi sugesti dan orang-orang di sekelilingnya menikmati acara tersebut sebagai hiburan gratis yang disuguhkan pada mereka.

Dilansir dari tirto.co.id dalam laman WebMD, hipnoterapi yaitu teknik terapi yang dilakukan untuk membuat seseorang rileks dan fokus, sehingga kesadaran untuk mendapatkan sugesti menjadi meningkat.

Dalam keadaan ini, ragam hal yang terjadi di sekitar orang tersebut akan terblokir sementara. Mereka jadi lebih gampang mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan kenangan menyakitkan yang tersembunyi dari pikiran sadar.

Beberapa terapis memakai hipnosis untuk memulihkan memori yang ditekan alam sadar.

Namun, di tahap ini terkadang kualitas informasi yang diingat pasien tidak selalu sanggup diandalkan. Hipnosis sanggup membuat ingatan palsu, umumnya terjadi lantaran saran atau pertanyaan yang diajukan terapis salah arah.

Selama ini, hipnosis dipakai oleh psikolog atau psikiater sebagai analisis pasien atau terapi sugesti.

Dalam menganalisis pasien, pendekatan hipnosis akan membuat mereka jadi lebih rileks untuk mengungkap akar gangguan psikologis yang ia alami. Sementara hipnosis sebagai terapi dipakai biar pasien lebih gampang menangkap saran dan mengubah persepsi.

Teknik terapi ini membantu perawatan pasien dengan aneka macam kondisi fobia, cemas, gangguan tidur, dan sedih berlarut. Selain itu, ia juga sanggup membantu kontrol rasa sakit ibarat pada pasien rematik artritis, kanker, nyeri pasca-bersalin, atau mekanisme perawatan lainnya. Namun catatannya, praktik terapi ini tak sanggup diterapkan pada semua orang. Hanya pasien dengan diagnosis tertentu yang sanggup menjalaninya.

“Indikasinya terbatas, tidak sanggup diterapkan pada pasien psikosis atau gangguan disosiatif (kepribadian ganda),” terang dr. Jiemi Ardian, seorang dokter hebat kejiwaan sekaligus hipnoterapis yang berpraktik di Solo, Jawa Tengah.

Sayangnya indikasi itulah yang seringkali diabaikan atau malah tidak diketahui oleh sebagian terapis.

Jamaknya dilakukan oleh mereka yang tidak menempuh pendidikan psikolog atau psikiater. Kursus kilat selama beberapa hari tentu tak sanggup mengimbangi semua ilmu kejiwaan hipnoterapis yang berlatar belakang psikolog dan psikiater.

Laman National Health Service (NHS), organisasi kesehatan di Inggris, juga menekankan hal serupa yang diungkapkan Jiemi. Sebelum tetapkan hipnosis, sebaiknya pasien berkonsultasi terlebih dahulu terhadap kemungkinan gangguan kepribadian tertentu. Sebab, terapi ini justru akan memperparah kondisi individu dengan gangguan disosiatif.

Kondisi tersebut terjadi lantaran praktik hipnosis membuka celah antara alam sadar dan bawah sadar insan kemudian “mengganggunya”. Namun, celah tersebut harus dibuka dengan kesiapan mental lantaran ragam kenangan jelek tersimpan di sana. Sementara itu, individu dengan gangguan disosiatif ibarat bipolar atau skizofrenia mempunyai kondisi mental berat.

Mereka tak hanya terganggu perasaannya, tapi juga struktur gen dan fungsi sarafnya. Jiemi mengasosiasikan kondisi tersebut ibarat cacat fisik, tak disembuhkan tapi sanggup dipermudah adaptasinya dengan derma alat-alat medis. Seperti misal derma kaki palsu pada individu dengan tunadaksa.

“Kita tak sanggup perbaiki gen yang membuat pikirannya terganggu dengan hipnosis. Akan sia-sia otak-atik pikiran dan perasaan, dimana itu hanya gejalanya saja.”

Dokter yang sudah membuka praktik selama sepuluh tahun ini kemudian menceritakan pengalamannya menangani pasien bipolar yang menerima hipnosis.

Selama ini, si pasien melaksanakan kontrol dan mengimbangi terapinya dengan konsumsi obat-obatan, tanda-tanda gangguan disosiatifnya cenderung sanggup ditekan. Namun, suatu ketika keluarganya mengambil langkah untuk melaksanakan hipnosis, dengan impian menyembuhkan pasien secara instan.

Sesaat pasca-hipnosis kondisinya memang seakan membaik. Namun, setelahnya, wanita itu justru bersikap spontan dan reaktif. Perasaannya mengalami fluktuasi cepat dan drastis, dari murka dan sering memukul tiba-tiba sanggup pribadi menangis tersedu-sedu. Akibatnya ia harus dirawat inap dan diberi obat-obatan injeksi untuk memulihkan kondisi ibarat sedia kala.

“Makanya kita menyarankan teman-teman praktisi untuk edukasi dan tukar pikiran. Karena dampaknya akan berujung ke pasien juga.”

Baiknya, jikalau ingin memakai jasa hipnosis, pastikan dulu kondisi gangguan psikis yang dialami. Jangan hingga niat menyembuhkan justru membikin gangguan semakin parah. Datanglah ke tenaga profesional hipnosis yang mempunyai latar belakang ilmu kejiwaan supaya menerima penanganan tepat.

Praktek hipnotierapi dalam pandangan islam

Menurut Ustadz Muhammad Arifin Badri, M.A. yang dilansir wajibbaca.com dari konsultasisyariah.com. Beliau menunjukan Menurut para pakar, data-data itu tersimpan di otak kanan anda, atau yang diistilahkan oleh para hebat hipnoterapi otak bawah kesadaran.

Inilah yang dimanfaatkan oleh para hipnoterapi, mereka mengotak-atik kerja otak kanan dan kiri, serta berusaha memanfaatkan bebagai memori pahit atau manis yang pernah dialami oleh pasiennya.

"Yang demikian itu, lantaran sering kali penyakit yang menimpa seseorang disebabkan oleh syok atau suatu persepsi perihal suatu hal yang kurang baik. Seorang praktisi hipnoterapi berusaha merubah peta pikiran pasiennya perihal insiden yang menjadikanya trauma, atau menderita penyakit tersebut, atau mungkin juga berusaha memindahkan kerja otaknya dari yang sebelumnya terpusat pada otak kanan berpindah menjadi terpusat di otak kiri atau sebaliknya." Kata Ustadz Arifin.

Akan tetapi lantaran ilmu ini yaitu hasil penelitian orang dan hingga kini terus dikembangkan oleh masyarakat luas, masing-masing dengan caranya sendiri-sendiri. Terlebih-lebih pada tataran prakteknya ilmu ini sering dihubung-hubungkan dengan mitos, atau idiologi atau tradisi masyarakat setempat, sebagai sarana untuk masuk ke dalam pikiran bawah sadar (memori otak kanan) pasien, kesudahannya banyak ditemukan perbedaan dan bahkan mungkin saja hal-hal yang bertentangan dengan agama Islam, terlebih-lebih bila yang menyebarkan dan mempraktekkannya yaitu orang kafir, atau orang yang tidak paham perihal prinsip-prinsip iktikad agama Islam.

Inilah yang menyebabkan banyak ulama; mengharamkan ilmu ini.

Kebanyakan hebat hipnoterapi tidak memahami iktikad islam, sehingga pada prakteknya ia sering menyampaikan atau melaksanakan hal-hal yang tidak selaras dengan  agama Islam, inilah yang menyebabkan banyak ulama’ kini mengharamkan hipnotis.

BACA JUGA: Sudah Ada Bukti Nyata, Batu Ginjal Hilang Dalam Satu Malam Cuma Dengan Air Kelapa Muda

Terlebih-lebih dalam ilmu hipnotis dikenal apa yang disebut dengan filter atas setiap “saran” atau bisikan atau masukan yang hingga kepada pikiran anda. Dan filter ini beraneka ragam wujudnya, dimulai dari filter bahasa, ideologi, perasaan, tradisi, teladan pikir dan lainnya. Mungkin saja pada tahapan ini seorang hipnoterapi sanggup mengubah atau mempengaruhi ideologi anda, guna menuntut anda kepada keadaan yang ia inginkan.

Sebagai orang yang beriman, tentu anda akan berkata hebat hipnotis di atas berbau klenik atau syirik, maka andapun sanggup menghukumi bahwa perbuatannya itu haram, atau syirik.

Akan tetapi bila hebat hipnotisnya yaitu orang yang bertauhid, maka ia dengan gampang mengubah kata-kata di atas.

Misalnya, coba anda bayangkan: malaikat pencabut nyawa kini ini telah berada di atas kepala anda, penampilannya menyeramkan, suaranya menggelegar bagaikan petir, dan di belakangnya telah berbaris para malaikat yang membawa kain dari neraka yang sangat kasar, berbau busuk menyengat. Selanjutnya malaikat janjkematian menghardik anda: “Wahai jiwa yang buruk, keluarlah engkau menuju kepada kebencian dan kemurkaan Allah.”

Tentu mendengar ucapan yang demikian, anda sebagai seorang mukmin, akan berkata: “Ini yaitu ucapan yang benar dan tidak masalah, sehingga praktek hipnoterapi yang ia lakukanpun tidak ada yang perlu dipermasalahkan.”

Oleh lantaran itu Ustadz Muhammad Arifin tidak sanggup menunjukkan balasan yang baku perihal hipnoterapi atau hipnotis atau hipnosis yang ada di masyarakat.

Akan tetapi seyogyanya setiap insiden dan setiap hebat hipnoterapi dikaji secara tersendiri, guna diberikan keputusan aturan yang selaras dengannya.

Bila padanya terdapat hal-hal yang bertentangan dengan agama, maka yang kita larang sesuai dengan tingkat pelanggarannya. Sebaliknya, bila bila tidak ada yang menyelisihi prinsip agama, maka tidak masalah. Demikian semoga bermanfaat.
Sumber http://www.wajibbaca.com
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: