
Sumber gambar Tribunnews.com
Ketika seorang muslim junub, baik sebab berafiliasi atau mimpi, maka ia wajib mandi semoga kembali suci.
Perlu diketahui tata cara mandi bagi wanita, dibedakan antara mandi junub dan mandi sesudah haid atau nifas.
Setiap perempuan, yang sudah baligh, tentu saja akan mendapat siklus bulanan yang tetap, menstruasi. Selesai menstruasi, seorang Muslimah diwajibkan mandi junub atau masyrakat kita menyebutnya keramas.
Untuk yang sudah menikah, mandi junub tampaknya hampir mustahil dilakukan satu bulan sekali.
Mungkin sepekan sekali. Mungkin sehari sekali. Nah, bagaimana seorang Muslimah harus melaksanakan mandi junub?
Tata cara mandi bagi wanita, dibedakan antara mandi junub dan mandi sesudah haid atau nifas.
Untuk tata cara mandi junub bagi wanita, sama dengan tata cara mandi bagi laki-laki, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
Hanya saja, perempuan yang mandi junub dibolehkan untuk menggelung rambutnya, sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Ummu Salamah, dia bertanya: “Wahai Rasulullah, saya seorang perempuan yang gelungan rambutnya besar. Apakah saya harus membuka gelungan rambutku ketika mandi junub?”
1. Niat mandi wajib
Mulailah dengan niat mandi wajib untuk menghilangkan hadats besar. Niat ini membedakan mandi wajib dengan mandi biasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Semua amal tergantung niatnya dan setiap orang akan mendapat sesuai apa yang ia niatkan” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
2. Membersihkan kedua telapak tangan
Siram/basuhlah tangan kiri dan bersihkan dengan tangan kanan. Pun sebaliknya, siram/basuhlah ajun dan bersihkan dengan tangan kiri. Ulangi tiga kali
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ فَبَدَأَ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثًا
“Dari Aisyah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mandi sebab junub, maka dia memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya tiga kali…” (HR. Muslim)
3. Mencuci kemaluan
Cuci dan bersihkan dari mani dan kotoran yang ada padanya serta sekitarnya
4. Berwudhu
Ambillah wudhu sebagaimana ketika hendak shalat
5. Membasuh rambut dan menyela pangkal kepala
Masukkan telapak tangan ke air, atau ambillah air dengan kedua telapak tangan (jika menggunakan shower), kemudian gosokkan ke kulit kepala, lantas siramlah kepala tiga kali.
6. Menyiram dan membersihkan seluruh anggota tubuh
Pastikan seluruh anggota badan tersiram air dan dibersihkan, termasuk lipatan atau bagian-bagian yang tersembunyi menyerupai ketiak dan sela jari kaki.
Langkah ke-3 hingga ke-6, dalilnya yaitu hadits-hadits berikut:
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ كَمَا يَتَوَضَّأُ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي الْمَاءِ فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ شَعَرِهِ ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ
“Dari ‘Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa bila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mandi sebab junub, dia memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudlu sebagaimana wudlu untuk shalat, kemudian memasukkan jari-jarinya ke dalam air dan menggosokkannya ke kulit kepala. Setelah itu dia menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian dia mengalirkan air ke seluruh kulitnya.” (HR. Al Bukhari)
Dari Aisyah dia berkata, “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mandi sebab junub, maka dia memulainya dengan membasuh kedua tangan. Beliau menuangkan air dengan ajun ke atas tangan kiri, kemudian membasuh kemaluan dan berwudhu dengan wudhu untuk shalat.
Kemudian dia menyiram rambut sambil memasukkan jari ke pangkal rambut hingga rata. Setelah selesai, dia membasuh kepala sebanyak tiga kali, kemudian dia membasuh seluruh badan dan kesannya membasuh kedua kaki.” (HR. Muslim)
Demikian tata cara mandi junub sesuai tuntunan Rasulullah. Meskipun rukunnya hanya dua, yakni niat dan membasuh semua permukaan kulit serta rambut, hal-hal lainnya yaitu sunnah.
Yang bila kita mengamalkannya, insya-allah bukan hanya kita suci dari hadats besar, tetapi juga mendapat pahala sebab mengikuti sunnah yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sementara untuk mandi sebab haidh dan nifas, tata caranya sama dengan mandi junub namun ditambahkan dengan beberapa hal berikut ini:
Baca Juga : Meski Haid Saat Ramadhan, Jangan Lewatkan Pahala Berlipat Ganda dari Amalan ini

Sumber gambar Dream
Pertama: Dianjurkan Menggunakan Sabun.
Hal ini menurut hadis Aisyah radhiallahu ‘anha, yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wacana mandi perempuan haid. Beliau menjelaskan:
“Kalian hendaklah mengambil air dan daun bidara, kemudian wudhu dengan sempurna. Kemudian menyiramkan air pada kepalanya, kemudian menggosok-gosoknya agak keras hingga mencapai akar rambut kepalanya. Kemudian menyiramkan air pada kepalanya. Kemudian engkau mengambil kapas bermisik, kemudian bersuci dengannya.” (HR. Bukhari no. 314 & Muslim no. 332)
Kedua: Melepas gelungan, sehingga air dapat hingga ke pangkal rambut
Hadis di atas merupakan dalil dalam hal ini: “…lalu menggosok-gosoknya agak keras hingga mencapai akar rambut kepalanya..”
Hadis ini menunjukkan tidak cukup dengan hanya mengalirkan air menyerupai halnya mandi junub, namun harus juga digosok, menyerupai orang keramas menggunakan sampo. Allahu alam.
Sumber http://www.wajibbaca.com
“Dari Aisyah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mandi sebab junub, maka dia memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya tiga kali…” (HR. Muslim)
3. Mencuci kemaluan
Cuci dan bersihkan dari mani dan kotoran yang ada padanya serta sekitarnya
4. Berwudhu
Ambillah wudhu sebagaimana ketika hendak shalat
5. Membasuh rambut dan menyela pangkal kepala
Masukkan telapak tangan ke air, atau ambillah air dengan kedua telapak tangan (jika menggunakan shower), kemudian gosokkan ke kulit kepala, lantas siramlah kepala tiga kali.
6. Menyiram dan membersihkan seluruh anggota tubuh
Pastikan seluruh anggota badan tersiram air dan dibersihkan, termasuk lipatan atau bagian-bagian yang tersembunyi menyerupai ketiak dan sela jari kaki.
Langkah ke-3 hingga ke-6, dalilnya yaitu hadits-hadits berikut:
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ كَمَا يَتَوَضَّأُ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي الْمَاءِ فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ شَعَرِهِ ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ
“Dari ‘Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa bila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mandi sebab junub, dia memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudlu sebagaimana wudlu untuk shalat, kemudian memasukkan jari-jarinya ke dalam air dan menggosokkannya ke kulit kepala. Setelah itu dia menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian dia mengalirkan air ke seluruh kulitnya.” (HR. Al Bukhari)
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ يَبْدَأُ فَيَغْسِلُ يَدَيْهِ ثُمَّ يُفْرِغُ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ فَيَغْسِلُ فَرْجَهُ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ يَأْخُذُ الْمَاءَ فَيُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي أُصُولِ الشَّعْرِ حَتَّى إِذَا رَأَى أَنْ قَدْ اسْتَبْرَأَ حَفَنَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ حَفَنَاتٍ ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى سَائِرِ جَسَدِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ
Kemudian dia menyiram rambut sambil memasukkan jari ke pangkal rambut hingga rata. Setelah selesai, dia membasuh kepala sebanyak tiga kali, kemudian dia membasuh seluruh badan dan kesannya membasuh kedua kaki.” (HR. Muslim)
Demikian tata cara mandi junub sesuai tuntunan Rasulullah. Meskipun rukunnya hanya dua, yakni niat dan membasuh semua permukaan kulit serta rambut, hal-hal lainnya yaitu sunnah.
Yang bila kita mengamalkannya, insya-allah bukan hanya kita suci dari hadats besar, tetapi juga mendapat pahala sebab mengikuti sunnah yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sementara untuk mandi sebab haidh dan nifas, tata caranya sama dengan mandi junub namun ditambahkan dengan beberapa hal berikut ini:
Baca Juga : Meski Haid Saat Ramadhan, Jangan Lewatkan Pahala Berlipat Ganda dari Amalan ini

Sumber gambar Dream
Pertama: Dianjurkan Menggunakan Sabun.
Hal ini menurut hadis Aisyah radhiallahu ‘anha, yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wacana mandi perempuan haid. Beliau menjelaskan:
“Kalian hendaklah mengambil air dan daun bidara, kemudian wudhu dengan sempurna. Kemudian menyiramkan air pada kepalanya, kemudian menggosok-gosoknya agak keras hingga mencapai akar rambut kepalanya. Kemudian menyiramkan air pada kepalanya. Kemudian engkau mengambil kapas bermisik, kemudian bersuci dengannya.” (HR. Bukhari no. 314 & Muslim no. 332)
Kedua: Melepas gelungan, sehingga air dapat hingga ke pangkal rambut
Hadis di atas merupakan dalil dalam hal ini: “…lalu menggosok-gosoknya agak keras hingga mencapai akar rambut kepalanya..”
Hadis ini menunjukkan tidak cukup dengan hanya mengalirkan air menyerupai halnya mandi junub, namun harus juga digosok, menyerupai orang keramas menggunakan sampo. Allahu alam.
Sumber http://www.wajibbaca.com
Buat lebih berguna, kongsi: